Selasa 18 Feb 2020 11:59 WIB

Mengenal Baytul Hikma, Perpustakaan Terbesar Umat Muslim

Di Baytul Hikma, cendekiawan dari berbagai agama berkumpul dan bekerja.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Mengenal Baytul Hikma, Perpustakaan Terbesar Umat Muslim di Baghdad. Foto ilustrasi saat cendekiawan berkumpul di Baytul Hikma.
Foto:

Ketika Khalifah Harun al-Rashid mendapat buku-buku dari petualangannya di Roma dan Amudiyya, dia memerintahkan Dokter Yohanna ma-Sawiyya untuk menerjemahkan karya-karya Yunani ini ke dalam bahasa Arab.  Khalifah Harun juga mengirim utusan ke berbagai negara untuk membeli buku-buku. Dia memperoleh manuskrip langka dalam bahasa Arab, Sansekerta, Zend-Avista, Persia, Suryani, dan Koptik yang dibeli dengan harga tinggi untuk setiap bukunya.

Para cendekiawan dan penerjemah terkenal di biro terjemahan Rumah Kebijaksanaan juga dibayar dengan gaji yang besar. Di antara mereka ada pemuka agama Hindu, Kristen, Yahudi, dan Persia.

Setelah Khalifah Harun wafat, Khalifah al-Mamun membeli manuskrip langka untuk koleksi Rumah Kebijaksanaan. Dia membeli puisi dari era pra-Islam, eulogi, dokumen pemerintah, surat dan perjanjian antarnegara.

Diceritakan, Khalifah al-Mamun pernah meminta penguasa Sisilia untuk mengirim semua buku yang ada di rumah kosong di sebuah pulau yang tidak boleh dikunjungi oleh siapa pun. Setelah menerima buku-buku itu, Khalifah Mamun memberikannya kepada Direktur Perpustakaan Rumah Kebijaksanaan, Sahal bin Harun untuk diterjemahkan

Ketika Khalifah al-Mamun menang dalam perang melawan Byzantium, dalam perjanjian damai dia menetapkan manuskrip Yunani tertentu dikirim ke Baghdad. Untuk mencapai tujuan ini, ahli matematika dan penerjemah al-Hajjaj, Ibnu Yusuf bin Matar dipilih untuk membawa harta tersebut ke Rumah Kebijaksanaan.

Orang-orang yang berasal dari agama yang berbeda seperti Islam, Parsi, Kristen, Yahudi, dan Hindu dipekerjakan di Rumah Kebijaksanaan. Mereka adalah sutradara, penulis, penerjemah, astronom, ilmuwan, dan pengikat buku. Ada juga ahli teologi, aljabar, geometri, fisika, biologi, kedokteran, dan logika. Umat Islam pada masa itu menaruh perhatian besar pada buku, literasi, sains, dan ilmu pengetahuan umum.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement