Selasa 18 Feb 2020 11:59 WIB

Mengenal Baytul Hikma, Perpustakaan Terbesar Umat Muslim

Di Baytul Hikma, cendekiawan dari berbagai agama berkumpul dan bekerja.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Mengenal Baytul Hikma, Perpustakaan Terbesar Umat Muslim di Baghdad. Foto ilustrasi saat cendekiawan berkumpul di Baytul Hikma.
Foto: Wikipedia
Mengenal Baytul Hikma, Perpustakaan Terbesar Umat Muslim di Baghdad. Foto ilustrasi saat cendekiawan berkumpul di Baytul Hikma.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD-- Perpustakaan Baytul Hikma yang dikenal dengan nama Rumah Kebijaksanaan adalah salah satu perpustakaan terbesar umat Islam pada masanya. Perpustakaan yang berdiri di Baghdad, Irak ini menjadi tempat para cendekiawan Muslim dan cendekiawan agama lain berkumpul.

Rumah Kebijaksanaan didirikan oleh Khalifah Harun al-Rashid yang memerintah sekitar tahun 786-809 M. Perpustakaan ini mencapai masa kejayaannya saat putra Khalifah Harun al-Rashid, yakni Khalifah al-Mamun memerintah pada 813-833 M. Khalifah al-Mamun membawa banyak cendekiawan terkenal untuk berbagi informasi, gagasan, dan budaya di Rumah Kebijaksanaan.

Dilansir di Muslim Heritage, Libraries of the Muslim World, Ahad (17/2), rumah Kebijaksanaan berdiri pada abad ke-9 hingga ke-13 di Baghdad, Irak. Perpustakaan ini memperbolehkan cendekiawan Muslim, Hindu, Yahudi, dan Kristen belajar di sana. Mereka menerjemahkan buku-buku ke dalam bahasa Arab dan melestarikannya. Para sarjana di Rumah Kebijaksanaan membuat banyak karya hebat dan berjasa di berbagai bidang.

Bangunan Rumah Kebijaksanaan terdiri dari perpustakaan, biro terjemahan, observatorium, ruang baca, tempat tinggal para ilmuwan, dan gedung administrasi. Salah satu ulama yang pernah dipekerjakan di sana adalah Elan al-Sha'oobi. Di bawah pengawasannya, banyak naskah kuno disalin. Sementara, Abu Sahal dan Abu al-Fazal bin Naubakht mengemban tugas memperluas dan memperkaya perpustakaan.

 

Menteri Yahya bin Khalid Barmaki pernah mengundang para cendekiawan Hindu untuk menerjemahkan buku-buku berbahasa Sansekerta ke dalam bahasa Arab di Rumah Kebijaksanaan. Karena Yahya Barmaki adalah orang Iran, dia juga memiliki banyak buku Persia yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Abu Sahal dan Abu al-Fazal.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement