REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya Islamofobia di seluruh dunia. Dia menyebut tidak ada toleransi bagi pihak-pihak yang kerap menyuarakan Islamofobia.
"Kita melihat hari ini bahwa migran atau pengungsi diserang oleh politisi populis atau pembenci agama lainnya. Bagi saya, ini sangat jelas bahwa kita perlu memerangi Islamofobia," ujar Gutteres dilansir Anadolu Agency, Senin (17/2).
Gutteres mengatakan, ujaran kebencian merupakan salah satu instrumen yang kerap memunculkan Islamofobia. Menurut dia, belum lama ini PBB telah meluncurkan inisiatif untuk melawan ujaran kebencian terhadap umat Islam.
"Kami sepenuhnya berkomitmen dalam tindakan kami di seluruh dunia untuk memerangi semua bentuk populisme yang mencoba menggunakan Islamofobia dan bentuk kebencian lainnya sebagai alat untuk memenangkan suara. Ini sama sekali tidak dapat diterima," kata Guterres.
Gutteres tiba di Pakistan pada Ahad pagi. Dalam kunjungannya selama empat hari, Gutteres akan menyampaikan pidato dalam konferensi internasional tentang pengungsi Afghanistan di Pakistan. Selain itu, Guterres juga akan melakukan serangkaian pertemuan dengan Presiden Pakistan Arif Alvi, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, dan Menteri Luar Negeri Pakistan Makhdoom Shah Mahmood Qureshi.
Menteri Luar Negeri Pakistan Makhdoom Shah Mahmood Qureshi juga menyatakan keprihatinannya terhadap pertumbuhan Islamofobia di dunia. Dia menyatakan dampak Islamofobia sudah dirasakan pada politik di Eropa.
"Ini sangat berbahaya. Ini sudah mulai berdampak pada politik Eropa, karena Anda telah melihat bagaimana kaum kanan mengambil keuntungan dari itu," ujar Qureshi.