Ahad 16 Feb 2020 11:52 WIB

Fenomena Kerajaan Baru dan Peringatan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW memberikan peringatan bahaya nafsu di balik kerajaan baru.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW memberikan peringatan bahaya nafsu di balik kerajaan baru.Polda Jabar menetapkan tiga tersangka kasus Sunda Empire.
Foto: Republika/Djoko Suceno
Rasulullah SAW memberikan peringatan bahaya nafsu di balik kerajaan baru.Polda Jabar menetapkan tiga tersangka kasus Sunda Empire.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Terdapat tiga perkara yang menghancurkan manusia. Hal ini antara lain disebutkan dalam sebuah riwayat dari Rasulullah SAW.   

"Rasulullah SAW pernah menyampaikan dalam salah satu riwayatnya, ada tiga perkara yang menghancurkan diri manusia," ujar Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, dalam pengajian umum di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu, Jumat (14/2) malam. 

Baca Juga

Hadis yang dimaksud Suparto tersebut diriwayatkan Imam Thabrani, yang berbunyi: “Ada tiga perkara yang dapat membinasakan manusia, yaitu; sikap bakhil (kikir) yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang kepada diri sendiri.” (HR  Thabrani). 

Dalam pengajian bertema 'Fenomena Kerajaan Baru' tersebut, Suparto kemudian menjelaskan tentang perkara hawa nafsu. Karena, menurut dia, ada keterkaitan antara hawa nafsu dan munculnya kerajaan baru di Indonesia  

"Maka relevansi dari acara malam ini sesungguhnya kemunculan kerajaan-kerajaan baru itu karena orang cenderung menuhankan hawa nafsunya," ucap Suparto. 

Munculnya kerajaan baru tersebut telah menghebohkan masyarakat Indonesia dalam beberapa waktu lalu, khususnya di daerah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten. Di antaranya, munculnya Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo, Kerajaan Jipang di Blora, Sunda Empire, dan King of The King di Tangerang-Bandung. 

Selain itu, Suprapto juga menjelaskan bahwa munculnya kerajaan-kerajaan baru tersebut dikarenakan adanya sikap manusia yang kagum terhadap dirinya sendiri atau ujub. 

"Jadi kemunculan kerajaan-kerajaan ini karena ada orang-orang yang kemudian ujub tentang dirinya, lalu mengklaim mendakwahkan dirinya sebagai raja," kata Suparto. 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement