Sabtu 15 Feb 2020 03:40 WIB

KH Munawwir Krapyak Pakar Qiraah Sabah Pertama di Indonesia

KH Munawwir Krapayak termasuk pelopor penghafalan Alquran era modern.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
KH Munawwir Krapayak termasuk pelopor penghafalan Alquran era modern.Alquran/Ilustrasi
KH Munawwir Krapayak termasuk pelopor penghafalan Alquran era modern.Alquran/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendiri Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta KH Muhammad Munawwir dikenal sebagai pembuka tradisi tahfiz di daerahnya. Sebelum mengawali kiprah dunia tahfiz di Indonesia, beliau telah bermukim selama 21 tahun di Makkah dan mendapatkan ijazah tahfiznya pada 1911.

Dalam buku Para Penjaga Alquran karya Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Litbang Kementerian Agama disebutkan, penerapan sistem tahfiz Alquran di Indonesia diambil dari tradisi Arab. Yang mana hal itu merupakan suatu perkembangan baru dalam tradisi pesantren maupun kultur Islam Indonesia secara keseluruhan.

Baca Juga

Riwayat belajar KH Munawwir Krapyak dalam mendalami ilmu Alquran tidaklah main-main. Sebelum pergi ke Makkah, beliau terlebih dahulu belajar ke sejumlah ulama Nusantra pada tahun 1888. Adapun guru-gurunya di Nusantara ini sangatlah beragam.

Mulai dari KH Abdullah Bantul, KH Kholil Bangkalan, KH Solih Darat Semarang, hingga KH Abdur Rahman Muntilan. Bagi kaum Muslimin yang gemar melakukan rihlah religi, nama-nama ulama tersebut kerap dimasukkan ke dalam doa-doa para pemandu wisata religi.

Selanjutnya, KH Munawwir Krapyak menimba ilmu di Makkah dan Madinah untuk mempelajari Alquran. Di Kota Madinah tepatnya, beliau berhasil menghafal 30 juz Alquran dengan qira’ah sab’ah (bacaan tujuh). Kesuksesan tersebut sekaligus menjadikan beliau tercatat sebagai ulama pertama Jawa yang berhasil mengusai qira’ah sab’ah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement