REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di dalam Alquran, Allah mengabadikan banyak hal termasuk di dalamnya kisah-kisah mengenai perempuan. Tak terkecuali kisah mengenai perempuan yang pencemburu, Amrah binti Muhammad bin Maslamah, serta pelajaran bagi ketidakadilan suami dalam berpoligami.
Dalam buku Ensiklopedia Wanita Alquran karya Imad al-Hilali disebutkan, Amrah adalah seorang wanita tua sedangkan suaminya, Rafi, kembali menikah dengan wanita yang lebih muda dan lebih perhatian dibanding Amrah. Suatu ketika, Amrah berkata kepada suaminya dengan redaksi berikut:
“Benarkah aku melihatmu telah berpaling dariku dan tak lagi memiliki perasaan kepadaku?”. Rafi pun menjawab: “Sesungguhnya dia adalah wanita muda yang lebih perhatian kepadaku. Sekarang jika engkau mau, aku akan memutuskan bagian dia sebanyak dua atau tiga hari, sedangkan bagianmu satu hari,”.
Namun, Amrah menolak tawaran itu dan akhirnya Rafi menceraikannya dengan talak satu. Beberapa waktu setelah rujuk, Rafi kembali menceraikannya. Amrah lalu berkata: “Demi Allah, aku tidak rela jika jatahku disamakan dengan jatahnya.
Tak salah kemudian Allah berfirman dalam Alquran Surah An-Nisa penggalan ayat 128 berbunyi: “Manusia itu menurut tabiatnya (adalah) kikir,”.
Akhirnya, Rafi kembali menawarkan pilihan kepadanya apakah dia akan rela dengan tawaran suaminya atau dicerikan untuk ketiga kalinya. Walau Amrah tetap kikir, namun ia memilih untuk berdamai. Dalam Surah An-Nisa penggalan ayat 128 juga disebut:
"Maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka).”
Namun ketika Amrah rela dengan bagian yang diterimanya, suaminya justru tidak bisa memberikan keadilan kepada kedua istrinya. Maka turunlah wahyu Allah di Surah An-Nisa ayat 129 yang artinya: “Dan kamu sekali-kali tidak akan berlaku adil di antara istri-istrimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Mahapengampun lagi Maha Penyayang."