Kamis 13 Feb 2020 06:46 WIB

Komitmen Islam akan Diteguhkan di KUII

Kongres Umat Islam Indonesia mengangkat tema strategi perjuangan umat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Komitmen Islam akan Diteguhkan di KUII. Foto: Mendagri Tito Karnavian memberikan paparan didampingi Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin dalam Rapat Pleno ke-49 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (12/2).
Foto: Republika/Prayogi
Komitmen Islam akan Diteguhkan di KUII. Foto: Mendagri Tito Karnavian memberikan paparan didampingi Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin dalam Rapat Pleno ke-49 Dewan Pertimbangan MUI di Jakarta, Rabu (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Prof Din Syamsuddin menyampaikan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) mengusung tema 'Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia untuk Mewujudkan NKRI yang Maju dan Beradab'. Dari tema tersebut ingin meneguhkan komitmen umat Islam untuk mengisi Indonesia yang didirikan oleh umat Islam.

Din mengatakan, dasar negara baik Pancasila maupun konstitusi UUD 1945 diyakini sebagai kristalisasi dari nilai-nilai agama. Maka umat Islam merasa bertanggungjawab untuk mengisi negara Pancasila ini. Maka apa yang akan dilakukan umat Islam akan dibahas dalam berbagai bidang di KUII ke-7.

Baca Juga

"Berbagai bidang seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, sosial maupun pemberdayaan ekonomi itu akan dibahas semua, termasuk juga KUII akan melahirkan deklarasi yang merupakan refleksi dari realitas objektif kehidupan kebangsaan yang kita hadapi selama ini," kata Din kepada Republika usai Rapat Pleno Wantim MUI, Rabu (12/2).

Anggota Wantim MUI, KH Hasan Abdullah Sahal turut memberikan masukan untuk KUII ke-7. Dia mengingatkan bahwa ada dua hal yang hilang dari semua pihak, yaitu uswah dan amanah. Organisasi masyarakat, organisasi politik, dan organisasi apa saja yang ada di Indonesia kehilangan uswah dan amanah.

KH Sahal berharap KUII menaruh perhatian terhadap uswah dan amanah sehingga semuanya siap menjadi uswah dan amanah. "Uswah adalah keteladanan, amanah adalah kejujuran, kejujuran menjadi keteladanan dan keteladanan menjadi kejujuran, ini kelemahan kita semuanya semua unsur di masyarakat," ujarnya.

Anggota Wantim MUI lainnya, Mohammad siddik menyampaikan, sudah enam kali diadakan KUII. Pada KUII kali ini diharapkan akan ada evaluasi tentang hasil dan keputusan dari semua KUII yang sudah terselenggara. Sehingga dapat diketahui sampai di mana perjuangan dan apa saja yang sudah dilakukan setelah KUII diselenggarakan.

Menurutnya, setiap lima tahun sekali mengadakan KUII jika tanpa ada evaluasi maka tidak akan ada manfaatnya. Maka di momen KUII ke-7 ini ingin melihat MUI berperan sebagai pengawal umat, bangsa dan negara. Sekaligus berperan untuk mengawal akidah dan akhlak bangsa.

"Akhlak bangsa dalam bentuk korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan itu masih terus bertambah di negeri ini, karena itu kita perlu ada usaha MUI untuk mengawal kehidupan negara dalam segi akhlak, moral dan pendidikan, itu harapan kami supaya kita tak hanya mengadakan euforia bertemu para ulama tapi hasilnya tak pernah ketahuan sampai di mana," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement