REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pondok Pesantren Modern Nurul Huda Setu Bekasi menyelenggarakan pengajian dan khataman kitab Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah karya Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (8/2) ini, digelar dalam rangka Hari Lahir Nahdlatul Ulama ke-94. Karya pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini dibaca KH Mukti Ali Qusyairi di depan dua ribu lebih santri Nurul Huda.
Pembacaan kitab ini juga disaksikan pengasuh Pondok Pesantren Modern Nurul Huda, pengurus PCNU Bekasi, Pagarnusa, dan LBM PWNU DKI Jakarta.
Dalam pengajian tersebut, KH Mukti Ali Qusyairi membaca kitab karya Mbah Hasyim sampai khatam hanya dalam waktu sehari. Para santri yang mengikuti pengajian ini pun bersemangat dari awal hingga akhir.
Sebagai pengampu kitab tersebut, Kiai Mukti Ali memiliki transmisi atau sanad keilmuan yang menyambung ke Mbah Hasyim langsung.
Dia adalah alumni Pesantren Lirboyo Kediri yang didirikan KH Abdul Karim, yang notabene merupakan salah satu sahabat Mbah Hasyim saat mondok ke Syaikhona Lholil Bangkalan.
Pengasuh Pesantren Nurul Huda, KH Atok Romli Musthafa, mengatakan karya Mbah Hasyim ini perlu diperkenalkan kepada santri untuk menumbuhkan kecintaan para santru kepada literasi.
"Tujuannya untuk menumbuhkan kecintaan para santri dan masyarakat Muslim secara umum kepada literasi, mengenalkan kitab karya pendiri NU, dan mensosialisasikan paham Aswaja langsung dari kitab pendiri NU," ujar Kiai Atok dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/2).
Penyunting kitab Mbah Hasyim, KH Muhammad Isham Hadziq, dalam pengantarnya mengatakan, kitab ini sangat penting bagi umat Islam untuk mengokohkan akidah Aswaja.
Karena itu, karya Mbah Hasyim ini harus dibaca serta diambil padangan-pandangannya oleh umat Islam, agar umat Islam tidak mengambil fatwa dan pendapat seseorang yang tidak memiliki kapasitas keilmuan yang memadai.
Kitab “Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah" ini di antaranya menjelaskan tentang sunah dan bid'ah, pentingnya berpegang teguh pada golongan Aswaja, keharusan bagi umat Islam awam untuk bermazhab dan mengambil padangan ulama salaf as-shalih.
Selain itu, Mbah Hasyim juga menjelaskan tentang perpecahan umat Islam menjadi 73 golongan dan golongan yang selamat adalah golongan Aswaja. Bahkan, Mbah Hasyim juga membahas tentang kematian dan ziarah kubur, tanda-tanda kiamat, dan nasihat-nasihat yang baik.