REPUBLIKA.CO.ID, STOKE ON TRENT – Dewan Kota Stoke on Trent dijadwalkan bakal mengkonfirmasi keputusan untuk membuat parkir mobil 25 ruang bagi komunitas Muslim di ruang terbuka publik, di Lower Spring Road, Normacot, baru-baru ini. Sebelumnya, selama dua setengah tahun perjuangan pendirian halaman parkir Masjid Gillani Noor itu telah dilakukan.
Dilansir dari Stoke on Trent Live, Senin (10/2), perjuangan yang telah berlangsung lama mengenai rencana untuk mengubah sebidang tanah berumput menjadi tempat parkir di dekat sebuah masjid akhirnya akan berakhir.
Proposal pendirian parkir mobil menghadapi kontra yang sengit. Komunitas Muslim berhadapan langsung dengan para pegiat yang berupaya mengancam akan melakukan tindakan hukum terhadap dewan dan mengajukan tuduhan penipuan kepada Kepolisian Staffordshire. Penentang tersebut berdalih dengan alasan hilangnya ruang terbuka publik dan enam pohon dewasa di situs seluas 763 meter persegi.
Namun demikian ratusan orang mendukung rencana pendirian parkir mobil itu dan mengatakan daerah tersebut membutuhkan lebih banyak parkir, terutama untuk shalat Jumat di masjid.
Adapun izin perencanaan untuk parkir mobil diberikan pada 2018, dan tawaran untuk peninjauan kembali kemudian diblokir Pengadilan Banding. Polisi juga membatalkan investigasi penipuan karena kurangnya bukti.
Anggota kabinet diharapkan untuk mengkonfirmasi keputusan untuk membuat parkir mobil pada pertemuan mereka pada Selasa, (11/2) nanti. Sedangkan laporan kepada kabinet menyatakan bahwa terdapat bukti yang jelas bahwa mobil diparkir ganda, sehingga menyebabkan terhalangnya jalan dan juga kendaraan yang diparkir hingga dan sebenarnya di persimpangan Lower Spring Road dan Normacot Road itu sendiri.
"Parkir mobil komunitas ini berpotensi menghilangkan 25 mobil yang seharusnya diparkir di jalan," kata salah seorang pelapor.
Para pelapor ini beralasan bahwa terdapat mobil yang diparkir di jalan bakal menambah kemacetan, dengan mempersempit lebar jalan yang tersedia di jalan-jalan terdekat dan juga menyebabkan penundaan lalu lintas yang tidak perlu ketika kendaraan bermanuver ke ruang yang tersedia di jalan.
Namun di sisi lain, laporan itu juga mengatakan saat ini ada 'kelebihan pasokan' ruang terbuka publik di daerah itu, dan bahwa tidak ada bukti anak-anak menggunakan tanah itu sebagai area bermain.
Sementara rencana awalnya adalah untuk menjual situs Lower Spring Road ke masjid seharga 10 ribu Euro dan dewan sekarang akan mempertahankan opsi pembangunan parkir mobil. Adapun biaya mengubah tanah menjadi tempat parkir berkisar 55 ribu Euro dengan sebanyak 20 ribunya berasal dari pengembang masjid.
Anggota Dewan Lingkungan untuk Lightwood North dan Normacot, Sadaqat Maqsoom, mendukung rencana pembangunan parkir mobil. Dia mengatakan hal itu telah menjadi permasalahan lama yang harus diselesaikan.
"Ini telah menjadi masalah lama bagi masyarakat setempat di Normacot. Ada banyak jenis ulasan dan tantangan, tetapi kita sekarang tampaknya telah melewati tahap itu," ungkapnya.
Dia pun mengatakan, kebanyakan orang di Normacot menginginkan parkir mobil itu. Berdasarkan catatannya, lebih dari 400 orang menandatangani petisi ketika diajukan ke komite perencanaan. Dan jumlah tersebut bukan hanya berasal dari penduduk, melainkan juga sektor bisnis lokal pun mendukungnya.
Namun demikian dia tak memungkiri bahwa masih ada warga setempat yang menentang rencana tersebut. Warga Lower Spring Road, Mohammed Rafiq, yang berada di antara para penentang, belum menyerah mengajukan aspirasi penentangannya.
"Ini bukan parkir mobil komunitas, ini parkir mobil untuk masjid. Saya seorang Muslim, ini komunitas saya, tapi saya pikir semuanya harus adil, dan dewan seharusnya tidak melakukan ini," ujarnya.
Dia kemudian mengungkapkan aspirasinya dan berkata bahwa dia adalah penggemar salah satu klub sepak bola di Liga Inggris. Dia juga mempertanyakan anggaran sebesar 55 ribu Euro yang akan digunakan untuk pembangunan tersebut.
"Aku juga penggemar Stoke City, jadi haruskah dewan menyediakan 'tempat parkir mobil' untuk Stoke City? Haruskah ada satu untuk setiap gereja di kota?" ujarnya.
Seolah tak mengerti urgensi mengenai kebutuhan umat Muslim yang memerlukan beribadah berjamaah di masjid, dan bahwa mobilitas membutuhkan tempat parkir, dia juga menuding bahwa pembangunan itu tak memikirkan nasib pepohonan yang bakal ditebang.