REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Ekonomi Islam Institut Pertanian Bogor, Irfan Syauqi Beik menilai, tantangan zakat di Indonesia saat ini ada pada sisi penyaluran. Aspek penyaluran zakat perlu diperkuat misalnya dengan penguatan program-program yang secara substantif tepat sasaran.
"Yang bisa mengatasi persoalan yang dihadapi mustahiq, sehingga bisa memberdayakan potensi mustahiq sampai menjadi berkembang. Penguatan dari sisi penyaluran ini jadi faktor munculnya kepercayaan, karena kalau melihat karya dan riil, tentu orang makin percaya," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (10/2).
Irfan percaya, selama seluruh lembaga amil zakat yang resmi itu bisa menjaga kepercayaan dengan berbagai program di lapangan, maka pertumbuhan zakat akan terus meningkat. Dengan semangat berbagi masyarakat, tentu bisa membantu mendongkrak dan menjaga stabilitas ekonomi.
"Kelompok yang kurang mampu ini kan rentan pada krisis. Ketika mereka punya daya tahan dengan bantuan zakat maka ini bisa membantu menstabilkan ekonomi yang ujungnya akan bermanfaat untuk semuanya. Dan akan kembali lagi ke muzakki juga manfaatnya," katanya.
"Karena ketika kelompok mustahiq itu terbantu, daya beli mereka tetap terjaga, maka ekonomi akan baik, dan semua akan merasakan manfaatnya," ungkap dia.
Irfan memandang, strategi yang penting dilakukan di era digital ini adalah denga memanfaatkan secara penuh teknologi digital. Menurutnya, ini salah satu strategi yang sangat efektif. Di era sekarang, peran teknologi digital itu makin penting sehingga harus hadir di semua lini digital lini media yang memungkinkan.
Ekspansi di media sosial juga harus lebih diperkuat. Sebab di medsos itulah, bisa dilakukan berbagai hal seperti sosialisasi, kampanye, dan intervensi program. Karena itu, sudah seharusnya lembaga filantropi memanfaatkan saluran digital yang ada.
"Platform digital sekarang kan makin berkembang, yang seperti ini yang kita manfaatkan dengan baik. Penetrasi melalui platform-platform digital itu harus diperkuat," ujar dia.