Sabtu 08 Feb 2020 23:30 WIB

Said Aqil: Untuk Menjadi Umat Moderat Dibutuhkan Kecerdasan

Kecerdasan dan metode beripikir yang moderat dibutuhkan oleh umat Islam.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj. (ilustrasi)
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, dalam Al Quran tak disebutkan tentang terminologi umat Islam, namun yang ada adalah umat moderat. Untuk menjadi umat moderat itu, menurut kiai Said membutuhkan kecerdasan serta metode berpikir yang moderat.

"Dalam Alquran tak ada terminologi umat Islam, apalagi umat Arab, apalagi khilafah islamiyah, enggak ada banget itu, bidah itu, negara Islam bidah itu. Yang ada, umat yang moderat. Umat moderat itu membutuhkan kecerdasan, tanpa kecerdasan, tanpa ijtihad tidak akan lahir mazhab, pola pikir, cara metode berpikir yang moderat. Maka bisa moderat kalau cerdas," kata Kiai Said saat mengisi Simposium Nasional Islam Nusantara: Islam Nusantara dan Tantangan Global yang diselenggarakan Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia di Gedung PBNU pada Sabtu (8/2).

Baca Juga

Lebih lanjut, Kiai Said, menjelaskan bahwa manusia menerima dua amanat dari Allah. Sementara, manusia berpotensi dzalim dan bodoh. Pertama yakni amanat Ilahiyah, Samawiyah dan Diniyah. Di mana isinya adalah aqidah dan syariah. "

"Islam datang dengan aqidah dan syariah. Yang bersifat universal dan sakral. Alhamdulillah secara umum aqidah dan syariah umat Islam sekarnag ini baik sudah," kata Kiai Said.

Sedangkan amanat Allah pada manusia yang kedua yakni amanat Waqi'iyah, Ardiyah, Insaniyah. Amanat ini menurut kiai Said berisi Tsaqafah terkait keberhasilan dan kemajuan dibidang budaya, keilmuan, religi, dan kemanusiaan. Serta hadoroh berisi kemajuan di bidang materi.

"Ini yang membutuhkan kecerdasan. Bagaimana mewujudkan umat yang wasatan, wasatiyah fi tsaqafah dan wasatiyah fi hadoroh? Ini yang dibutuhkan, ijtihad, butuh kecerdasan," kata Said.

Kiai Said menjelaskan Wali Songo telah berhasil membangun prinsip tsaqofah dan hadoroh. Yakni, dengan membangun hubungan yang harmonis antara aqidah dan budaya selama tidak bertentangan dengan syariat.

"Menggabungkan antara nilai-nilai langit yang bersifat diniyah, agama dan hadoroh dengan tsaqofah dan hadoroh yang bersifat inovasi manusia, kreativitas manusia membutuhkan pemikiran besar, cerdas, jenius tak mungkin kalau abal-abal," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement