REPUBLIKA.CO.ID, Kekuatan akhlak dalam Islam pada dasarnya menjadi intisari dari agama itu sendiri. Bahkan Rasulullah SAW diutus adalah untuk menyempurkan akhlak.
Ketika Umar bin Khatab sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya, tiba-tiba datang dua orang laki-laki dengan seorang pemuda yang terikat tangannya. Pemuda ini didakwa membunuh ayah kedua laki-laki tersebut.
"Kalau begitu hukuman bagi pemuda ini adalah dibunuh sebagai qishash." Umar memberi keputusan setelah terlebih dulu meminta penjelasan dari kedua pihak.
Pemuda terhukum tadi mengajukan sebuah permintaan, "Aku tidak menolak hukuman ini, tapi aku mempunyai adik. Sedangkan ayahku telah tiada. Ia meninggalkan harta kepadaku. Dan aku menyimpannya di tempat yang tidak diketahui adikku."
"Lantas apa maumu?" sergah Umar. "Aku minta waktu tiga hari untuk pulang dan memberikan harta itu kepada adikku," jawab pemuda. Umar bertanya, "Kalau begitu, siapa yang akan menjadi penjaminmu?"
Sambil menunjuk kepada Abu Dzar al-Ghifary, pemuda itu berkata, "Syekh ini jaminannya." Dan tanpa berpikir panjang, Abu Dzar pun mengiyakannya, "Ya, aku bersedia." Pada hari ketiga, Khalifah Umar, para sahabat, dan dua lelaki itu menunggu pemuda yang akan dieksekusi.
Ketika hari mulai terik dua lelaki tersebut tampak gelisah. "Hari sudah siang, tapi pemuda itu belum juga datang. Kalau dia tidak datang, maka Abu Dzar-lah penggantinya," kata kedua lelaki itu. Dari kejauhan tampak seorang menunggang kuda, dan ternyata dia adalah pemuda yang sedang mereka tunggu. Di hadapan mereka yang sedang menungunya, pemuda itu berkata kepada Abu Dzar, "Terima kasih wahai syekh pemberani."
Terharu akan kehadiran pemuda itu, kedua lelaki tadi serentak berkata, "Kami cabut tuntutan kami, wahai Amirul Mu"minin, dan kami maafkan pemuda yang menepati janjinya ini." Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh kalian tidak akan mampu mempengaruhi manusia dengan harta benda kalian. Akan tetapi, kalian akan mampu mempengaruhi mereka dengan lemah-lembut dan akhlak yang baik." (HR Abu Ya"la dan disahihkan Hakim). Betapa kuatnya pengaruh yang ditimbulkan akhlak yang baik. Dengannya, marah menjadi sabar, benci menjadi cinta, dan lawan menjadi kawan.