REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lokasi pembangunan Museum Rasulullah SAW akan dipindahkan ke kawasan Ancol, Jakarta Utara. Sebelumnya Museum tersebut direncanakan dibangun di kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia di Depok, Jawa Barat.
"Ada pengalihan lokasi. Jadi dipindahkan ke Ancol. Nanti akses untuk ke Museumnya barengan dengan Dufan (Dunia Fantasi) Ancol itu," kata Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni kepada Republika.co.id, Kamis (6/2).
Imam menjelaskan, alasan lokasi pembangunan Museum itu dipindahkan karena ketersediaan lahan di kawasan Ancol dianggap lebih siap. Terlebih, di kawasan ini juga telah tersedia beragam fasilitas publik sehingga akan memudahkan pengunjung yang datang. "Jadi bisa one stop visit di situ, jadi lebih enak," ucap dia.
Pengalihan lokasi ini, lanjut Imam, bukan karena kurangnya ketersediaan lahan di kawasan kampus UIII Depok. Lahan kampus tersebut bahkan tergolong luas, tetapi, di sebagian luas lahan masih menjadi tempat bermukim warga. Sehingga bila diteruskan, akan memakan waktu lebih lama karena ada proses pembebasan lahan.
"Yang di Depok itu luas. Hanya, ada orang-orang yang masih bermukim di situ, kan ini perlu proses pembebasan lahan yang lama (waktunya). Ya jadi (kami) ini enggak mau (menjadi) ramai lah. Maka yang di Depok itu jadi proses tersendiri, yang nanti ada UIII," ujarnya.

Berwisata di Ancol (ilsutrasi).
DMI sebagai pelaksana pembangunan Museum Rasulullah SAW, kata Imam, pun telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Pemprov DKI Jakarta. "Kalau ke pengembang Ancolnya, mungkin nanti tinggal perintah pelaksanaan dari Gubernur (DKI). Karena kan Ancol ini bukan hak milik, tapi hak guna," tutur dia.
Awalnya, lokasi pembangunan Museum Rasulullah SAW bersebelahan dengan UIII yang sedang dibangun di Depok Jawa Barat. Dalam perencanaan awal, Museum ini akan berlokasi di luar area kampus sehingga mudah diakses masyarakat.
Kampus UIII berdiri di atas tanah milik negara seluas 80 hektare. Konsep Museum Rasulullah SAW didesain secara modern menggunakan teknologi artificial intelligence.
Dengan demikian, pengunjung dengan hanya menyentuh layar hologram dapat melihat sejarah Rasulullah SAW dari belum lahir, lalu kehidupannya, hingga benda-benda yang digunakan semasa hidup.