Senin 03 Feb 2020 16:08 WIB

Aktivis NU di Institut Pertanian Bogor Kenang Gus Sholah

Gus Sholah merupakan sosok teladan untuk seluruh komponen bangsa.

Jenazah KH. Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah saat akan disholatkan di masjid do kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin (3/2).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Jenazah KH. Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah saat akan disholatkan di masjid do kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Salah satu pendiri Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Institut Pertanian Bogor (KMNU-IPB), Ahmad Fahir, menyatakan almarhum KH Ir Salahuddin Wahid "Gus Sholah"  adalah ulama teladan yang menjadi pengayom bagi seluruh komponen bangsa Indonesia.

"Gus Sholah adalah ulama teladan, pribadi sederhana, toleran dan mengayomi. Beliau adalah teknokrat NU yang bersahaja dan diterima semua golongan ormas Islam dan agama lainnya," katanya saat dihubungi Antara di Bogor Jawa Barat, Senin (3/2).

Baca Juga

Ahmad Fahir menyatakan mengenal lebih dekat Gus Sholah sejak 2008 saat dirinya merintis berdirinya Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di lingkungan Fakultas Pascasarjana IPB.

Pada 2008 itu juga, dia tergabung sebagai tim penulis buku "Menggagas NU Masa Depan" yang disusun bersama Gus Sholah dan akademisi NU IPB serta pegiat NU di luar negeri.

Pada 2011, saat Ahmad Fahir merintis Yayasan At-Tawassuth, di Bogor, Gus Sholah hingga kini masih tercatat sebagai sebagai ketua Dewan Pembina.

Menurut dia, Gus Sholah juga sosok manajer andal. Di bawah kepemimpinannya, Pesantren Tebuireng di Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengalami banyak transformasi dan kemajuan pesat.

Antara lain dengan perubahan Institut Keislaman Hasyim Asy'ari (IKAHA) menjadi Universitas Hasyim Asy'ari (UNHASY), pendirian Ma'had Aly atau Pesantren Tinggi Tebuireng, pembangunan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari hingga pengembangan sejumlah cabang Pesantren Tebuireng di luar Kabupaten Jombang.

"Gus Sholah adalah kiai yang bukan hanya memikirkan Pesantren Tebuireng dan NU, melainkan juga sebagai tokoh aktivis yang menaruh perhatian besar pada masalah kebangsaan," katanya.

Selain itu, kata dia, Gus Sholah sangat peduli dalam memperjuangkan masalah hak asasi manusia (HAM) dan kemanusiaan hingga integritas bangsa.

Ahmad Fahir menambahkan bahwa saat Muktamar NU di Makassar pada 2010 dia ikut terlibat mendorong pencalonan Gus Sholah, yang disebutnya kiai dan orang tua-ku itu, sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU periode 2010-2015.

 

   

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement