Kamis 30 Jan 2020 06:20 WIB

Pesan Cucu KHR Asad Syamsul Arifin untuk Harlah ke-94 NU

Harlah ke-94 NU menjadi momentuk kebangkitan kemandirian Nahdliyin.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Harlah ke-94 NU menjadi momentuk kebangkitan kemandirian Nahdliyin.  (ilustrasi) logo Nahdlatul Ulama
Foto: tangkapan layar wikipedia.org
Harlah ke-94 NU menjadi momentuk kebangkitan kemandirian Nahdliyin. (ilustrasi) logo Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, cucu dari pahlawan nasional, KHR As'ad Syamsul Arifin, menyampaikan harapan untuk Nahdlatul Ulama. Pada 31 Januari ini, NU akan memperingati hari lahir ke-94.   

"Di usianya yang ke-94 tahun tentu bukan hanya persoaalan kematangan, tetapi ini adalah nilai 'kesepuhan' yang mengayomi, mandiri, menjadi rujukan banyak orang, terutama generasi mendatang," ujar Kiai Azaim kepada Republika.co.id saat akan mengisi tausiyah dalam istighasah kubra di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (29/1).  

Baca Juga

Kiai Azaim menjelaskan, di usianya yang hampir genap satu abad ini, Jamiyah NU juga harus terus mewariskan keteleladanan untuk generasi mendatang. 

"Sosok yang sepuh ini harus mewariskan keteladanan yang terus mengalir di setiap darah generasi mendatang," ucap Kiai Azaim.  

Pada Jumat (31/1) malam, warga NU akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-94 NU di Kantor Pusat PBNU, Menteng Jakarta Pusat. 

Harlah NU tersebut akan mengangkat tema tentang kemandirian, sehingga NU ke depannya bisa menjadi organisasi yang tidak membebani siapapun.  

"Sosok yang sepuh ini harus mewariskan keteladanan yang terus mengalir di setiap darah generasi mendatang," kata penggagas komunitas Jamiyah Shalawat yang diberi nama Bhenning ini.  

Untuk menjadikan NU sebagai organisasi yang lebih mandiri lagi, tambah Kiai Azaim, ke depannya NU harus sepenuhnya kembali ke Khitah 1926. Artinya, NU harus kembali ke garis dan landasan perjuangan asalnya.  

"Jawabannya adalah khitah. Karena dengan khitah semua akan menemukan akar muaranya di mana asal kearifan NU itu berasal," jelas lulusan Ma'had Rushaifah Makkah ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement