REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Qur’an membidik penyaluran Zakat, Infak, Sadekah, dan Wakaf (Ziswaf) ke arah yang lebih produktif. Penyaluran tersebut yakni berupa kaji dampak yang transparan dan dapat menimbulkan efektivitas program-program unggulan Alquran.
President Director PPPA Daarul Qur’an Abdul Ghofur mengatakan, pihaknya bakal membidik kaji dampak dari setiap ziswaf yang berhasil dikumpulkan dari para donatur dan masyarakat. Meski program ini telah muncul sejak tiga tahun silam, dia mengaku bakal mengintensifkan program tersebut guna menggenjot manfaat program yang ada.
“Kami concern (di) 2020 ini melakukan kaji dampak programnya. Sebab, ini adalah bagian dari kontribusi terhadap donatur yg mereka jg bisa melihat bahwa kita bantu satu rumah tahfiz tapi efeknya luar biasa. Efeknya bukan hanya satu, bisa jadi dua, tiga, empat,” kata Ghofur saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Selasa (28/1).
Sejauh ini, dia menjelaskan, terdapat 11 wilayah kampung Qur’an yang telah menerima manfaat kaji dampak dari program tafhiz yang PPPA Daarul Qur’an lancarkan. Dengan hadirnya dewan direksi baru yang terbentuk, dia optimistis program tersebut bakal berjalan lebih energik, profesional, dan terukur.
Untuk mengukur efektivitas itulah, kata dia, PPPA Daarul Qur’an menggandeng Intitut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan pengukuran manfaat yang berlangsung di lapangan. Tujuannya adalah agar penyaluran terhadap ziswaf yang ada dapat dinilai secara objektif dan juga terbuka.
"Kalau kami yang menilai sendiri, kan, nanti takutnya subjektif. Jadi kami gandeng IPB yang memang punya lembaga yang concern terhadap gerakan filantropi,” ungkapnya.
Adapun program unggulan yang dimaksud, yakni pembibitan penghafal Alquran di setiap wilayah. Gerakan tersebut fokus mengajak masyarakat Muslim untuk belajar membaca Alquran, menghafal, dan menggemakan ziswaf guna memperbaiki taraf hidup baik dari sisi duniawi maupun akhirat nanti.
Program tersebut berlangsung untuk lintas generasi dan usia. Dia mencontohkan, efektivitas program itu kerap sukses mengubah citra suatu wilayah ke arah yang lebih positif. Dengan munculnya kampung Qur’an saja, kata dia, tak sedikit perilaku buruk perlahan-lahan berubah.
“Katakanlah di kampung A yang terkenal akan kriminalitasnya, ada yang mabuk-mabukan segala macam, lama-lama berubah. Padahal yang kita hadirkan di situ adalah belajar Alquran, artinya lingkup sosial bisa perlahan ikut berubah,” ungkapnya.
Maka, sebagai bagian dari lembaga zakat nasional, PPPA Daarul Qur’an menargetkan Rp 120 miliar ziswaf pada 2020 ini. Di mana angka tersebut menurutnya sudah pernah dicapai pada 2012 silam. “Pada 2012 kita pernah capai angka itu, karena 2012 fenomena sedekah itu lagi booming banget,” pungkasnya.
Dengan harapan tersebut, pihaknya pun tak luput meminta dukungan dari berbagai elemen termasuk media. Dalam hal ini, Republika sebagai salah satu media nasional yang menyuarakan suara umat Muslim nasional pun dipercaya untuk mengemban amanat untuk menggelorakan ziswaf bagi umat yang belum menunaikannya.
Wakil Pimpinan Republika Hasan Murtiaji mengatakan, Republika akan selalu menjadi yang terdepan dalam menyuaran kepantingan umat Muslim. Apalagi nilai dakwah terhadap ziswaf sendiri pun merupakan suatu hal yang mulia. “Republika dengan berbagai platform yang ada, akan selalu siap menyuarakan nilai-nilai yang berkaitan dengan umat. Apalagi ziswaf ini merupakan hal krusial bagi Muslim,” ungkapnya.
Qur’an call.
Marketing PPPA Daarul Qur’an Dwi Kartika menyampaikan, terdapat salah satu program menarik yang sangat sesuai dengan kondisi terkini umat. Program tersebut adalah Qur’an Call, yakni layanan belajar Alquran secara gratis bagi setiap orang yang berkesempatan belajar secara langsung.
“Kalau orang tua misalnya, mau belajar Alquran malu sama anak, dia bisa telepon ke customer service kami,” ujarnya.
Dia menjelaskan, layanan tersebut gratis selama 10 menit durasi pertama. Petugas penelepon pun akan disesuikan dengan gender peserta yang menelepon. Apabila penelepon itu perempuan, maka yang akan mengajarinya pun perempuan.