REPUBLIKA.CO.ID, CALGARY -- Pekan Kesadaran Islam (United Islam Awareness Week) digelar di sebuah universitas di Kanada demi menghalau islamofobia. Ini adalah cara mahasiswa di Mount Royal University di Calgary, Kanada, memerangi islamofobia. Mereka mendidik diri sendiri dan yang lainnya tentang Islam.
Kegiatan demikian dilakukan melalui acara Pekan Kesadaran Islam, yang berlangsung dari 20-24 Januari 2020. Afiliasi Mahasiswa Muslim, sebuah kelompok mahasiswa Islam di kampus, menandai acara ini dengan menyajikan serangkaian pembicara yang menampilkan cendekiawan Islam yang memiliki pengalaman kehidupan nyata terkait rasialisme.
Wakil editor situs berita Muslim 5 Pillars, Dilly Hussain, merupakan pembicara pertama dari rangkaian acara selama sepekan itu. Hussain mengatakan, ia telah menyaksikan peningkatan islamofobia di Eropa dan Amerika Serikat. Karena itu, ia berharap lebih banyak orang mulai mengadakan dialog atau percakapan tentang perbedaan agama.
"Jika ada sentimen yang berkembang di kalangan non-Muslim di dunia Barat yang dipercayai oleh kaum Muslim tentang x, y dan z atau mereka menemukan ritual atau kepercayaan tertentu bermasalah atau bertentangan dengan nilai-nilai liberal sekuler, maka kita perlu melakukan percakapan itu," kata Hussain, dilansir di Global News, Kamis (23/1).
Ia melanjutkan, presentasinya pada Senin malam lalu berfokus pada Muslim yang menjadi lebih vokal, terutama selama masa politik yang lemah. Menurutnya, situasi demikian tidak menjadi lebih baik bagi Muslim.
"Jadi hal terbaik untuk dilakukan adalah tidak terkurung di dalam. Anda benar-benar perlu berada di luar sana dan berhubungan," ujarnya.
Ceramah tentang memerangi islamofobia ini digelar sepanjang pekan di Jenkins Theatre di universitas tersebut. Salah satu topik yang dibahas ialah soal pembakaran Alquran dan jihad.