REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam merupakan agama universal dan menjadi rahmat bagi sekalian alam (rahmatan li al-'alamin). Dalam masalah lingkungan, Alquran menegaskan, pencipta alam semesta (langit dan bumi dan di antara keduanya) adalah Allah SWT (QS.2:29, 24:42).
Allah pula yang menurunkan hujan dari langit untuk menyuburkan tumbuhan dan minuman serta menggembalakan ternak. Tergambar, betapa air merupakan salah satu sumber penghidupan penting bagi semua mahluk di muka bumi ini. Karenanya keberadaan dan kemurnian sumber air harus selalu dijaga.
Dari air hujan itu, Allah pula yang menumbuhkan tanaman dan buah-buahan, serta menundukkan siang dan malam, matahari dan bulan serta bintang-bintang. Allah juga yang mengendalikan apa yang diciptakannya di bumi ini dengan berbagai jenis dan warna. Dialah yang menundukkan laut agar dapat diambil hasilnya (ikan dan perhiasan). Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi tidak goncang. (QS.16:9-15).
Semuanya itu, agar manusia beriman dan bersyukur atas nikmat-Nya. (QS.14:7).Dari semua yang diciptakan itu, manusia hendaknya tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi (QS.2:11-12, 7:85). Janganlah berbuat kerusakan setelah dilakukan perbaikan (QS.7:56, 85). Sesungguhnya pembuat kerusakan itu adalah manusia sendiri, baik di darat maupun di laut (QS.30:41).
Bagaimana terjadinya hujan, Alquran pun menceritakannya. ''Tidakkah Engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dan Dia juga menurunkan (butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakanNya butiran itu kepada siapa yang dikehendakiNya. (QS.24:43).
Almarhum KH Ali Mustafa Ya'kub, yang merupakan seorang pakar hadis dan pernah menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, pernah mengatakan, di samping Alquran, banyak hadis Nabi SAW yang menegaskan pentingnya umat manusia menjaga dan melestarikan lingkungan, termasuk air. ''Salah satunya, Nabi melarang membunuh binatang buas dan katak. Tujuannya untuk menjaga ekosistem. Keseimbangan ekosistem alam juga akan berujung pada menjamin tersedianya sumber air yang berkualitas,'' kata Kiai Ya'kub kepada Republika beberapa tahun lalu.
Selain itu, dalam hal pemanfaatan air, Islam juga melarang umatnya untuk berbuat boros dan membuang-buang air dalam jumlah besar disaat berwudlu, sekalipun. ''Termasuk saat berwudlu di laut atau di sungai pun tidak diperkenankan menggunakan air secara berlebihan,'' tegasnya.
Bayangkan betapa pentingnya ajaran Islam mengenai air. Kalau untuk bersuci sebelum shalat saja tidak diperbolehkan untuk melakukan pemborosan, maka seharusnyalah air tak dibuang percuma, apalagi dicemari. Manajemen penggunaan air menjadi masalah penting dalam Islam.