REPUBLIKA.CO.ID, Oleh A Taufik Rahman
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, ada seorang laki-laki meminta pada Nabi Muhammad agar membawanya di atas kendaraan. Kemudian, Rasulullah berkata, ''Aku akan membawamu di atas anak unta.'' Orang tadi bingung karena ia hanya melihat seekor unta dewasa, bukan anak unta. Kemudian, Rasulullah berkata, ''Bukankah yang melahirkan anak unta itu seekor unta juga?'' (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Humor atau bercanda adalah bumbu komunikasi yang tak pernah lepas dalam pergaulan sehari-hari, saking akrabnya hal tersebut sudah menjadi profesi seseorang. Di samping dapat menghibur, mencairkan suasana, menghilangkan ketegangan, dan meredakan amarah, tak jarang di dalam kelakar muncul benih persahabatan dan persaudaraan.
Pernah suatu ketika Sufyan bin Uyainah ditanya apakah canda itu termasuk perbuatan tercela? Ia menjawab tidak, ''Bahkan, termasuk sunah bagi yang dapat mengondisikannya sesuai dengan aturan.''
Dalam Alquran surat Annajm [53] ayat 43, dijelaskan bahwasanya tertawa dan menangis adalah fitrah yang Allah SWT anugerahkan pada manusia. Rasulullah SAW pun meyebutkan bahwa membuat orang lain senang dapat disebut sebagai kebajikan, ''Senyummu untuk saudaramu adalah kebajikan (sedekah).'' (HR Imam Ahmad).
Untuk menciptakan suasana humoris hendaknya seseorang menjauhi perbuatan yang tidak terpuji layaknya bicara kotor, dusta, mengolok-ngolok, dan merendahkan sesama hanya demi mendapatkan tawa dari orang lain. Nabi SAW bersabda, ''Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa.'' (HR Abu Dawud).
Selain perbuatan tersebut mengandung cela dan dosa, Rasulullah sendiri tidak pernah berkelakar dengan para sahabat, kecuali di dalamnya mengandung kebenaran dan fakta. Hal tersebut dapat kita jumpai dalam hadis Abu Hurairah RA bahwa para sahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau telah mencandai kami.'' Rasulullah SAW menjawab, ''Sesungguhnya tidaklah aku berbicara, kecuali yang benar.'' (HR Tirmidzi).
Selain hadis di atas, ada satu contoh kelakar Rasulullah yang sangat terkenal, yaitu ketika Rasulullah SAW kedatangan nenek tua yang bertanya, ''Apakah kelak ia akan masuk surga?'' Nabi pun menjawab, ''Tidak akan ada nenek-nenek di surga.'' Mendengar jawaban itu, spontan sang nenek menangis, lalu Rasulullah berkata kepadanya bahwa kelak tidak ada nenek-nenek karena semua ahli surga akan kembali belia. Demikianlah canda Rasulullah.