Selasa 14 Jan 2020 16:11 WIB

Soal Yel Kafir Pramuka, Gus Mus: Ngaji Dulu Lah

Gus Mus menilai pembina pramuka yang mengajarkan yel-yel SARA tak mengerti agama.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Gus Mus menilai pembina pramuka yang mengajarkan yel-yel SARA tak mengerti agama. Foto: Gus Mus usai mengisi Dialog Kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1).
Foto: Wahyu Suryana / Republika
Gus Mus menilai pembina pramuka yang mengajarkan yel-yel SARA tak mengerti agama. Foto: Gus Mus usai mengisi Dialog Kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), menanggapi keras yel-yel berbau SARA yang diajarkan salah satu pembina pramuka di Kota Yogyakarta. Apalagi, diajarkan ke anak-anak.

Ia menekankan, siapapun yang ingin berbicara mengenai agama harus mengerti terlebih dulu mengerti tentang agama. Gus Mus berpendapat, pembina pramuka yang mengajarkan yel-yel SARA itu tidak mengerti agama.

Baca Juga

Pasalnya, pembina pramuka itu tentu menyadari sedang berbicara di depan anak-anak. Tapi, apa yang disampaikan jelas-jelas malah tidak sesuai apa yang seharusnya diajarkan kepada anak-anak.

"Kenapa tidak mengerti agama, karena dalam agama orang ngomong itu harus disesuaikan dengan yang diajak ngomong," kata Gus Mus usai mengisi Dialog Kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1).

Gus Mus mengingatkan, jangan sampai anak-anak sekolah baik TK atau SD, malah dikuliahi seperti orang-orang di perguruan tinggi. Terlebih, kata Gus Mus, diajarkan perkara-perkara yang tidak benar.

Selain itu, ia menegaskan, pembina pramuka itu salah karena telah membanding-bandingkan sesama manusia. Bahkan, lanjut Gus Mus, mengajarkan hal-hal yang jelas tidak ada urusannya dengan pramuka.

"Itu bodoh dan gendeng (gila) orang itu, orang tidak ada hubunganya, ya tidak bisa, tidak boleh, orang yang ngomong begitu harus ngaji dulu lah," ujar Gus Mus.

Menurut Gus Mus, itu merupakan salah satu akibat orang-orang bicara agama padahal tidak pernah belajar agama. Ia melihat, itu merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia.

Ia menyaranka, siapa saja yang ingin bicara agama, sebaiknya belajar agama terlebih dulu. Sehingga, tidak asal asal membicarakan sesuatu, lebih-lebih asal bicara agama sekadar ikut-ikutan orang lain. 

Sebelumnya diberitakan, salah satu peserta kursus pembina pramuka dikabarkan mengajarkan tepuk dan yel-yel pramuka menyinggung kafir. Peristiwa itu diprotes wali murid.

Peristiwa itu terungkap setelah tangkapan layar status WhatsApp salah satu wali murid SD N Timuran berinisial K tersebar di WhatsApp Group di Yogya. Dalam tangkapan layar itu, K bercerita mengenai tepuk Pramuka rasis yang diajarkan di sekolah anaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement