Selasa 14 Jan 2020 08:45 WIB

Dekatkan Anak dengan Alquran Cara Sukabumi Hadapi Teknologi

Pemkot Sukabumi mendukung program Qurani untuk bendung dampak teknologi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nashih Nashrullah
Sukabumi mendorong masyarakat mendekatkan anak dengan Alquran agar terhindar efek negatif teknologi. Ilustrasi  Anak membaca Alquran
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Sukabumi mendorong masyarakat mendekatkan anak dengan Alquran agar terhindar efek negatif teknologi. Ilustrasi Anak membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI— Pemkot Sukabumi berupaya menghadapi pesatnya perkembangan teknologi informasi yang saat ini memberikan dampak positif maupun negatif. Salah satu cara menghadapinya dengan menguatkan sisi agama khususnya mendekatkan anak-anak dengan Alquran.

Misalnya memberikan apresiasi dengan digelarnya wisuda tahfiz Alquran Lembaga Tahfidz Quran (LTQ) At Tartil di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi beberapa waktu lalu. Istimewanya, wisuda yang bertemakan Menegakkan Ruh Alquran Melahirkan Generasi Qurani ini dihadiri Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan istri yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi.

Baca Juga

''Senantiasa berdoa yang tidak pernah putus setiap selepas shalat yakni memohon mendapatkan pendamping yang setia dan keturunan qurrota a'yun,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Selasa (14/1). 

Dalam artian tiada harapan dan cita-cita selain mendapatkan keturunan soleh dan salehah serta menjadi penyejuk pandangan mata bukan hanya karya dan prestasi, melainkan kedekatan dengan Allah SWT. 

Cara paling tepat untuk mendapatkannya yakni dekatkan anak dengan Alquran karena ini cara yang disunahkan. Sehingga pemkot mengapresiasi Lembaga At Tartil dengan berbagai institusinya ada sekolah dan lembaga tahfiz lainnya.  

Namun bukan hanya mendapatkan keturunan soleh, melainkan mendorong anak menjadi pemimpin terbaik bagi negeri ini. Oleh karena itu harus didesain ketika memimpin dengan kekuatan akidah dan akhlak serta mempersiapkan mereka dekat dengan Alquran

Wali Kota mendoakan lembaga At Tartil senantiasa kokoh dan sesuai harapan ayahanda dan ibunda yakni mendorong kecintaan kepada Allah dan penyemangat umat berkhidmat. Di sisi lain berbagai kendala dan tantangan akan sama-sama dihadapi.

Misalnya berdasarkan data Lembaga Konsultasi Kesejahteran Keluarga (LK3) menyebutkan pada 2019 ada 23 anak sudah tidak bisa melepaskan dari gadget. ''Saya yakin keberadan At Tartil menyelamatkan anak-anak dari bahaya negatif teknologi informasi seperti ketergantungan dengan gadget,'' imbuh Fahmi. 

Selain itu mampu menangkal berbagai hal dan informasi yang berkembang. Terakhir Wali Kota meminta menumbuhkembangkan dan menghidupkan berbagai aktivitas dalam mendekatkan diri kepada Allah agar keberkahan hadir di keluarga dan kota hingga di negeri yang dicintai. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement