Jumat 27 Dec 2019 23:14 WIB

ICMI: Jangan Ributkan Ucapan Selamat Hari Raya Agama Lain

"Kita harus tampil sebagai umat Islam. Kita harus inklusif," kata Jimly Asshiddiqie.

Jajaran pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat menyampaikan keterangan pers terkait refleksi akhir tahun di kantor ICMI Pusat di Jakarta, Jumat (27/12).
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Jajaran pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat menyampaikan keterangan pers terkait refleksi akhir tahun di kantor ICMI Pusat di Jakarta, Jumat (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengajak umat Islam untuk tidak memperdebatkan masalah halal haramnya ucapan selamat kepada pemeluk agama lain saat mereka merayakan Hari Raya. Sebaliknya, ICMI mengajak Muslim untuk menjadi sumber rahmat bagi semua.

"Ini kan hanya urusan pergaulan hidup. Enggak usah begitulah. Sesama orang Islam jangan ribut gara-gara mengucapkan selamat bagi umat agama lain," kata Ketua Umum ICMI Prof Dr Jimly Asshiddiqie dalam Konpers: Refleksi Akhir Tahun dan Rekomendasi Silaknas ICMI tahun 2019 di ICMI Center Jakarta, Jumat (27/12).

Baca Juga

Jimly mengatakan, umat Islam sebaiknya tidak lagi menutup diri dengan membatasi pergaulan karena tidak ingin mengucapkan selamat.

"Jangan kita menutup diri. Kita harus tampil sebagai umat Islam. Kita harus inklusif," katanya.

Saat ini, umat Islam, katanya, perlu memperlihatkan sikap keberagaman yang sesuai dengan zamannya untuk dapat menghadapi perubahan.

"Kehidupan ini sunahnya Allah. Kita harus akrab, tetapi kita juga harus tetap berpegangan pada ayatullah. Akrab dengan sunatullah, akrab juga dengan ayat-ayat Allah (SWT)," kata dia.

"Supaya kita bisa tampil dengan kualitas dan integritas. Supaya kita bisa berperan. Jangan kita jadi kacung, jadi penonton, jadi orang yang tiap hari marah, jadi orang yang tiap hari dimusuhi orang lain," katanya lebih lanjut.

Ia berharap umat Islam tidak lagi mempermasalahkan ucapan selamat kepada pemeluk agama lain. Karena, menurutnya, hal tersebut tidak dapat mengukur tingkat keimanan seseorang dalam menjalankan kehidupan beragama.

"Kalau memang iman enggak kuat ya jangan. Tetapi kalau orang yang imannya enggak terpengaruh enggak apa-apa mengucapkan selamat ke tetangga," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement