REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menegaskan kembali komitmennya memperkuat peran strategis cendekiawan Muslim dan semangat kolaborasi dalam pembangunan Indonesia.
Dalam penutupan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad ke-35 ICMI, Ketua Umum ICMI Arif Satria menyoroti pentingnya kolaborasi seluruh unsur bangsa dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan, kapasitas sumber daya manusia, transformasi pendidikan, dan penguatan industri halal.
“ICMI harus menjadi suluh peradaban, menguatkan nilai-nilai keberlanjutan, ilmu pengetahuan, dan kemanusiaan. Kita harus senantiasa bertransformasi dan memimpin inovasi, bukan hanya menginspirasi dengan kata-kata. Kita hadir untuk membangun solusi bagi bangsa di tengah disrupsi di berbagai sektor kehidupan,” ujar Arief di sela-sela Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad ke-35 ICMI di Bali.
Arif menegaskan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta sangat krusial dalam membangun kedaulatan pangan serta memastikan pemenuhan hak gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan kelompok rentan.
“Ketahanan pangan dan perbaikan gizi adalah fondasi pembangunan manusia. Terkait program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang dijalankan pemerintah, ICMI akan memperkuat kontribusi pemikiran dan program nyata agar agenda tersebut benar-benar berdampak pada peningkatan kualitas SDM,” ujarnya dalam keterangan Ahad (7/12/2025).
Arif menekankan, pengembangan kapasitas SDM merupakan kunci peningkatan kinerja birokrasi dan efektivitas kebijakan publik.
Untuk itu, ICMI mendorong strategi peningkatan SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, pemanfaatan teknologi dan riset, serta peningkatan kesadaran pentingnya literasi digital dan inovasi.
Tidak ketinggalan, ICMI juga menggandeng Recapital School untuk melakukan inovasi di bidang pembangunan dan pengembangan pendidikan.
“Setiap kemajuan ekonomi masa depan akan bertumpu pada riset, inovasi, dan kekuatan human capital. Kolaborasi dengan semangat transformasi dan informasi penting sekali agar kita dapat mendorong pendidikan kita menjadi lebih maju dan berkualitas,” tegas Arif.
Arif yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini menyoroti pentingnya transformasi mindset dan tindakan. Menurut dia, pendidikan usia dini merupakan pondasi pembentukan karakter dan kompetensi generasi masa depan.
“Investasi terbesar untuk kemajuan ekonomi adalah pendidikan usia dini, bukan perguruan tinggi. ICMI, misalnya, telah mengembangkan dan memperluas jaringan sekolah Insan Cendekia sebagai model pendidikan berbasis karakter dan inovasi,” ujar Arif.
Tidak ketinggalan, Arif menegaskan pentingnya penguatan industri halal dan ekonomi syariah. Ia menyebutkan, Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, memiliki peluang besar menjadi pusat industri halal global.
Karena itu, ICMI senantiasa membuka peluang kolaborasi dan kerjasama dengan seluruh pihak untuk mendorong penguatan industri halal dan ekonomi syariah nasional.
“Ekonomi syariah adalah masa depan Indonesia. Industri halal adalah masa depan kita. ICMI bersama Recapital siap berkontribusi dalam peningkatan kualitas SDM melalui pembangunan sekolah unggulan,” ungkapnya.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, Arif menyebutkan kelahiran ICMI telah membawa banyak inspirasi perubahan bagi Indonesia. Lewat ICMI, para cendekiawan Muslim melahirkan berbagai pemikiran maupun masukan bagi pengembangan pendidikan, ekonomi dan sosial, hingga kebijakan publik.
Dalam penutupan Silaknas 35 tahun ICMI, Arif menyampaikan tujuh prioritas perjuangan ICMI pada 2026.
Pertama, mendorong penguatan eksistensi ICMI sebagai rumah besar umat Islam. Kemudian, melakukan aktivasi kembali organisasi-organisasi wilayah (Orwil) yang masih belum aktif, serta pembentukan Orwil luar negeri di negara-negara strategis seperti Australia, China, Belanda, dan lainnya.
“Peran aksi Orwil-Orwil sangat penting agar apa yang menjadi tujuan ICMI dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan, kapasitas sumber daya manusia, transformasi pendidikan, dan penguatan industri halal dapat terlaksana dengan baik,” ucapnya.
Tantangan transformasi dan inovasi
Arif menegaskan peran strategis ICMI akan semakin krusial dalam menghadapi dinamika perubahan dan tantangan masa depan Indonesia. Menyongsong visi besar Generasi Emas 2045, Indonesia memasuki fase penting di mana bonus demografi harus dimanfaatkan untuk mendorong kemajuan sosial dan ekonomi bangsa.
Menurutnya, percepatan perubahan teknologi dan pergeseran lanskap ekonomi global menuntut Indonesia untuk bertransformasi. Ia mengutip pandangan ekonom peraih Nobel Paul Romer, yang menyatakan masa depan ekonomi dunia akan sangat ditentukan kemampuan inovasi.
“Ini keniscayaan. Ekonomi ke depan bertumpu pada kekuatan riset dan pengembangan, human capital, dan kewirausahaan. Karena itu, ICMI berkomitmen mendorong ekosistem inovasi di daerah melalui pengembangan Innovation Hub dan sekolah Insan Cendekia sebagai bagian dari proses hilirisasi inovasi dan penguatan kapasitas SDM,” tegas Arif.




