Kamis 26 Dec 2019 21:50 WIB

Peran Ekonomi Umat Islam akan Jadi Fokus KUII ke-7

KUII ke-7 Majelis Ulama Indonesia akan berlangsung Februari 2020.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) yang digelar MUI ajang penyusunan agenda umat Islam. Foto ilustrasi MUI.
Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) yang digelar MUI ajang penyusunan agenda umat Islam. Foto ilustrasi MUI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Optimalisasi peran umat Islam di bidang ekonomi akan menjadi poin utama dalam Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-7. Kegiatan yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan berlangsung di Bangka Belitung pada Februari 2020. 

Ketua Panitia Pengarah KUII ke-7, Buya Anwar Abbas mengatakan, di dalam KUII akan dibahas cara agar umat Islam bisa meningkatkan kontribusinya untuk bangsa dan negara, terutama di bidang ekonomi. 

Baca Juga

Dia meyakini, kalau umat Islam bisa memacu dirinya di bidang ekonomi maka ekonomi bangsa Indonesia akan menjadi besar.

"Kita menganggap kongres ini sebuah kongres yang sangat strategis, karena diharapkan akan bisa merumuskan strategi dan langkah-langkah yang punya arti dan makna yang signifikan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Buya Anwar di kantor MUI Pusat usai Rapat Pleno Wantim MUI ke-46, Kamis (26/12).

Sekretaris Jenderal MUI ini menyampaikan, Indonesia diprediksi akan menjadi negara yang maju. Bahkan diprediksi akan menjadi bagian dari empat negara besar yang ada di dunia pada 2040. 

Menurutnya, kalau Indonesia bisa menjadi negara besar di tahun 2040, alangkah lebih baik kalau bisa dipercepat menjadi tahun 2030 atau 2035. Maka melalui KUII ini diharapkan bisa berkontribusi untuk menyongsong Indonesia maju.

Dia menyampaikan, selain membahas perekonomian juga akan membicarakan persoalan politik atau kekuasaan. Para pemegang kekuasaan bertugas membuat peraturan-peraturan. 

Buya Anwar juga menyampaikan bahwa undang-undang (UU) yang ada sekarang kurang berpihak kepada UMKM. Jadi bagaimana cara supaya undang-undang di negeri ini betul-betul berpihak kepada rakyat. 

“Tidak hanya berpihak kepada segelintir orang, kita mengharapkan secara politik akan ada undang-undang yang berpihak kepada UMKM," ujarnya.

Buya Anwar mengatakan, sekarang masyarakat kelas bawah sangat banyak dan masyarakat kelas atas sangat sedikit sehingga daya beli masyarakat kurang. 

Nanti diharapkan masyarakat kelas menengah banyak, masyarakat kelas bawah dan atas sedikit. Sehingga daya beli masyarakat bisa meningkat. Jika daya beli masyarakat meningkat, ekonomi bangsa akan lebih dinamis. 

Buya Anwar yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengingatkan masyarakat Indonesia agar jangan takut dengan ekonomi syariah. 

Karena ekonomi syariah mengedepankan keadilan, kebersamaan dan keseimbangan. "Jadi saya rasa orang tidak perlu takut dengan ekonomi syariah karena apa yang diperjuangkan adalah apa yang diinginkan seluruh bangsa Indonesia," jelasnya.

Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI, Prof Din Syamsuddin menyambut baik KUII ke-7 yang akan diselenggarakan MUI. Berharap KUII akan menjadi ajang silaturrahim dari segenap elemen dan tokoh umat Islam termasuk ulama, zuama (para pemimpin), dan cendekiawan Muslim.

KUII juga diharapkan menjadi ajang shilatulfikri (sambung gagasan) di antara seluruh elemen umat Islam, organisasi, dan lembaga maupun tokoh perorangan untuk membahas berbagai tema dalam rangka mengukuhkan peran umat Islam Indonesia dalam mengisi kemerdekaan. 

Karena itu Wantim MUI mendukung rencana panitia pengarah untuk mengangkat tema definitif tentang strategi kebudayaan umat Islam Indonesia. "Dalam rangka mengisi kehidupan kebangsaan kita ke arah yang lebih adil makmur, berdaulat, bermartabat," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement