Kamis 26 Dec 2019 04:47 WIB

Empat Pesan Penting Aa Gym untuk Pengusaha Muslim

Aa Gym berpesan agar menjadikan bisnis sebagai sarana mendakwahkan kebenaran.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
 Pengusaha Muslim yang tergabung dalam Manajemen Qolbu Entrepreneur Forum (MQEF) menggelar kegiatan musyawarah besar di Palutungan, Cigugur, Kabupaten Kuningan, Rabu (25/12).
Foto: Republika/Muhyiddin
Pengusaha Muslim yang tergabung dalam Manajemen Qolbu Entrepreneur Forum (MQEF) menggelar kegiatan musyawarah besar di Palutungan, Cigugur, Kabupaten Kuningan, Rabu (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Manajemen Qolbu Entrepreneur Forum (MQEF) menggelar kegiatan musyawarah besar di Palutungan, Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (25/12). Kegiatan ini dihadiri pengusaha Muslim di Kuningan, baik yang usahanya baru dibangun atau yang telah sukses.

Pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym menyampaikan empat pesan penting kepada para pengusaha Muslim tersebut. Pesan tersebut tertuang dalam Alquran Surah Al-Asr. "Ingat terus Surah Al-Asr. Ingat terus bahwa yang namanya untung itu kalau beriman dan paham kebenaran. Jadi bisnis itu harus membuat kita makin yakin ke Allah,"  ujar Aa Gym kepada para pengusaha Muslim yang hadir dalam acara MQEF, Rabu (25/12).

Baca Juga

Dalam pesannya yang pertama, AA Gym menyampaikan bisnis harus bisa membuat anggota MQEF yakin bahwa Allah yang membagi rizki, Allah yang mengatur, Allah yang menahan, dan Allah yang mengambil. Sementara, klien atau konsumen itu hanya sebagai perantara saja akan datangnya rizki dari Allah.

"Oleh karena itu wajib bagi yang kuat iman untuk selalu mencari ilmu agama, dekat dengan para ulama, karena dari sanalah pupuk iman akan didapat," ucapnya.

Kedua, Aa Gym juga berpesan kepada para pengusaha Muslim untuk menjadikan bisnis sebagai kegiatan ibadah dan amal saleh. Menurut dia, bisnis sebagai amal saleh tersebut tergantung pada dua hal, yaitu niatnya dalam berbisnis harus karena Allah dan cara yang digunakan dalam bisnis itu harus benar.

"Sehebat apa pun kalau caranya salah tidak jadi amal. Maka rugi kita menggunakan segenap potensi, waktu, tenaga, pikiran, keluarga, kalau tidak jadi amal, rugi. Karena mati tidak akan membawa bisnisnya tapi amalnya yang dibawa," kata Aa Gym.

Ketiga, dia berpesan agar menjadikan bisnis sebagai sarana mendakwahkan kebenaran. Menurut dia, sebisa mungkin bisnis itu harus menjadi bagian dari dakwah, sehingga lebih banyak lagi orang yang mengenal indahnya Islam.

"Dan yang keempat, bisnis adalah sarana mujahadah, harus makin terlatih mengendalikan diri, mengendalikan pikiran, mengendalikan keinginan, mengendalikan amarah, mengendalikan nafsu, syahwat, dan mengendalikan hati," kata Aa.

MQEF baru didirikan oleh para pengusaha Muslim yang berada Kuningan, khususnya yang menjadi pengikut Aa Gym. Kedepannya, Aa Gym berharap MQEF bisa segera dibangun di daerah-daerah lainnya, termasuk di Bandung.

"Mudah-mudahan MQEF ini bisa menular ke kota-kota lainnya sehingga makin banyak yang memiliki visi yang sama, yaitu bisnis menguatkan iman, bisnis menjadi amal saleh, bisnis menjadi dakwah, dan bisnis membuat pribadi kita lebih sabar," katanya.

Presiden MQEF Kuningan, Sahrudin menjelaskan, MQEF didirikan sejak 2017 sebagai wadah pengusaha Muslim muda sampai pengusaha Muslim kelas kakap. Namun, menurut dia, perkumpulan pengusaha ini tidak terlepas dari sosok Aa Gym sebagai pendakwah dan ulama.

"Ini tempat berkumpul dan saling bertukar pikiran agar kita menjadi kuat. Karena, perkonomianlah satu-satunya penunjang dakwah. Jadi kita di sini berjihad di bidang ekonomi," ujar Sahrudin kepada Republika.co.id.

Menurut dia, tujuan didirikannya MQEF ini karena merasa miris melihat pengusaha Muslim yang berserakan. Karena itu, menurut dia, MQEF akan memberikan pembinaan terhadap pengusaha muslim, baik dalam hal manajemen bisnis dan spiritual.

"Yang membedakan dari yang lainnya kita lebih ke qalbunya. Tujuan dari usaha kita tidak hanya laba, tapi bagaimana bermanfaat juga bagi umat," ucapnya.

Pembina MQEF Kuningan, Yogi Tyiandaru mengingatkan kepada para pengusaha Muslim tersebut agar membangun usaha untuk mendapatkan ridha dari Allah.  "Yang penting mendapat ridha Allah. Kalau Allah sudah ridha pada urusan dunia, urusan akhirat selesai. Tapi kalau Allah tidak ridha, maka kita bisa celaka," ujar pengusaha yang akrab dipanggil Aa Yogi ini.

Pemilik Jaringan Toserba Fajar Grup ini mengatakan, setiap apa pun yang akan dilakukan oleh seorang pengusaha hendaknya diawali dengan niat yang lurus. Dengan demikian, menurut dia, usaha yang dijalankannya akan diridhai oleh Allah.

Namun,  selama ini umat Islam masih kurang bekerja sama dalam memajukan ekonomi umat. Karena itu, kata dia, pengusaha Muslim yang tergabung dalam MQEF kedepannya harus bisa meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi.

"Kelemahan kita itu kita sama-sama kerja, tapi yang kurang di kita itu kerja sama. Makanya ekonomi iIlam ini tergantung pada umatnya," kata pengurus Majelis Manajemen Qolbu (MMQ) Kuningan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement