Kamis 19 Dec 2019 14:34 WIB

Koran Inggris: Muslim Khawatir Keselamatan Dirinya

Tindakan rasialisme meningkat usai kemenangan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Rep: Febryan A./ Red: Ani Nursalikah
Koran Inggris: Muslim Khawatir Keselamatan Dirinya. Foto ilustrasi Muslim Inggris.
Foto: EPA/Christopher Pledger
Koran Inggris: Muslim Khawatir Keselamatan Dirinya. Foto ilustrasi Muslim Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koran lokal Inggris melaporkan umat Muslim sudah memulai proses meninggalkan Inggris lantaran khawatir atas keselamatan pribadinya. Sebab, tindakan rasialisme semakin meningkat usai kemenangan Boris Johnson sebagai perdana menteri.

Menurut koran itu, salah satu yang mengutarakan ketakutannya itu adalah kepala badan amal Muslim di Kota Manchester, Manzoor Ali. "Saya takut akan keselamatan pribadi saya, saya khawatir tentang masa depan anak-anak saya," katanya dalam koran lokal yang dilansir Daily Times tanpa menyebut nama koran tersebut, Kamis (19/12).

Baca Juga

Calon anggota parlemen Partai Buruh untuk wilayah London, Faiza Shahen mengatakan dirinya telah didatangi lima keluarga Muslim yang berencana meninggalkan Inggris karena semakin meningkatnya rasialisme. Lewat akun Twitter-nya, Selasa (17/12), Shahen mengatakan ini adalah kondisi yang mencemaskan.

Shahen bahkan mengklaim salah satu kerabatnya juga berencana meninggalkan Inggris. Mereka ketakutan pada tindakan yang ia sebut 'normalisasi rasialisme'.

Koran itu mengatakan, umat Islam prihatin dengan masa depan mereka setelah Johnson memenangkan pemilihan dan masih membekasnya ingatan atas sejumlah komentar kontroversial yang dibuat politikus Partai Konservatif itu. Seperti pernyataannya dalam sebuah artikel di Spectator pada 2005 yang menyebut ketakutan masyarakat kepada Muslim adalah sesuatu yang alami. Dia juga menyebut perempuan Muslim menyerupai kotak surat dan perampok bank dalam kolom di Telegraph pada 2018.

Sejumlah kandidat dari Partai Konservatif dilaporkan juga terlihat dalam ujaran kebencian terhadap umat Islam pada periode kampanye bulan lalu. Mereka menyebarkan unggahan dari Tommy Robinson yang menyebut Muslim sebagai sampah. Johnson pun meminta maaf sebelum pemilu dilaksanakan.

Daily Times juga melansir tulisan peneliti dari Royal United Services Institute dan Carnegie Endowment for International Peace, H.A Heller, yang menjelaskan soal kebencian terhadap Muslim. Tulisan Heller yang dimuat dalam sebuah majalah kebijakan luar negeri terkemuka itu menyebut, Johnson dan partainya telah berkontribusi atas dianggap normalnya aksi rasialisme.

Heller menulis, telah terjadi 3.530 kejahatan rasial terhadap umat Islam. Hampir setengah dari total semua kejahatan rasial di Inggris. Menurut temuannya, Tindak Kejahatan Kebencian terhadap Muslim dari 2016 hingga 2017 meningkat sebesar 30 persen. Namun, perhatian atas masalah ini masih sangat minim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement