REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Beberapa waktu lalu dunia pendidikan Indonesia dihebohkan dengan hasil skor Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis The Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Menurut skor tersebut saat ini kemampuan berliterasi masyarakat Indonesia (khususnya pelajar) dianggap di bawah rata-rata dengan skor 371 dari 487.
Bahkan kemampuan membacanya hanya mampu bertengger di angka 30 persen dari total responden yang mencapai kemahiran level dua atau level kemampuan mengidentifikasi ide utama dalam teks sedang dan panjang.
Merespons hal itu, Dompet Dhuafa Pendidikan melalui Jaringan Sekolah Indonesia (JSI) sebagai program yang peduli akan kualitas pendidikan Indonesia menginisasi program Si MoBa (Si Mobil Baca). Ini merupakan perpustakaan keliling yang dihadirkan karena keterbatasan masyarakat dalam menjangkau serta mendapatkan aksesibilitas terhadap perpustakaan dan manfaat program Gemari Baca yang digaungkan JSI.
Si MoBa akan berkeliling ke 22 titik di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat dengan menyasar sekolah dan masyarakat daerah marginal. Madrasah Diniyah (MD), PTPN VIII Kebun Cianten, Purasari Bogor, didapuk menjadi daerah Kick Off perdana yang disinggahi Si MoBa pada Senin hingga Selasa (16-17/12).
“Seperti yang kita ketahui jika skor PISA bukan satu-satunya tolak ukur, wajah pendidikan masih bisa kita ubah melalui ragam cara dengan perspektif berbeda salah satunya dengan Si MoBa. Si MoBa merupakan jawaban untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi masyarakat Indonesia,” ujar Muhammad Asyari, Perwakilan Dompet Dhuafa Pendidikan, membuka Kick Off Si MoBa, seperti dalam siaran persnya.
Dompet Dhuafa Pendidikan melalui Jaringan Sekolah Indonesia (JSI) sebagai program yang peduli akan kualitas pendidikan Indonesia menginisasi program Si MoBa (Si Mobil Baca).
Si MoBa akan menjangkau masyarakat di titik yang berdekatan dengan Taman Baca Masyarakat (TBM) dan sekolah pendampingan perpustakaan Gemari Baca Dompet Dhuafa Pendidikan, sehingga manfaat program bisa berdampak berkesinambungan (multiplier effect). Program ini diyakini menjadi alternatif upaya dan solusi peningkatan kualitas literasi di masyarakat.
“Ada tiga poin penting hadirnya Si MoBa di tengah-tengah masyarakat antara lain kami ingin memperkenalkan program Si MoBa sebagai sarana pendidikan menyenangkan, sebagai wahana edukasi serta rekreasi berbasis literasi, dan sebagai wahana belajar untuk meningkatkan kemampuan diri dan minat baca masyarakat,” terang Muhammad Asyari.
Si MoBa bukan sekadar perpustakaan keliling semata, melainkan pengimplementasian sisi lain literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari melalui program pemberdayaan dan sarana penyembuhan trauma (trauma healing) atas masalah apapun yang sedang dihadapi masyarakat. Ranah literasi sangatlah luas, namun rasanya jika masyarakat hanya dicekoki bacaan tanpa adanya implementasi dari apa yang mereka baca. Warga masyarakat PTPN VIII Cianten mengungkapkan sangat mengapreasiasi kehadiran Si MoBa sebagai wahana rekreasi dan edukasi hingga sarana belajar untuk meningkatkan minat baca di wilayah tersebut.
“Banyak pekerjaan rumah terkait peningkatan literasi, namun langkah sekecil apapun bisa dimaksimalkan dengan menyasar masyarakat melalui strategi jitu. Kami yakin Si MoBa mampu membangun kesadaran berliterasi menjadi sesuatu yang penting di masyarakat Indonesia,” tutup Ari.