REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Klinik Ummat Solo Peduli meneguhkan tekad untuk berkhidmad dalam memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi kaum dhuafa. Hal ini sebagai perwujudan dari program kemaslahatan, yang diamanahkan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) serta para donatur kepada lembaga amal tersebut.
Anggota BPKH, Iskandar A Zulkarnain mengungkapkan, kesehatan, adalah rezeki dan merupakan anugerah yang tak ternilai dari Allah SWT. Karena dalam Islam, sehat dipandang sebagai nikmat kedua yang terbaik setelah iman.
“Sebagian besar Ibadah dalam Islam membutuhkan kondisi tubuh yang kuat, seperti shalat, puasa dan pergi haji, semua membutuhkan kondisi tubuh yang sehat,” ungkapnya saat menghadiri, peresmian Izin Operasional Klinik Ummat Solo Peduli, di Dusun/ Desa Manang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Ahad (15/12).
Maka, jelas Zulkarnain, pendirian Klinik Ummat Solo Peduli, sesuai dengan enam asnaf yang menjadi ruang gerak program kemaslahatan BPKH. Ini juga sesuai dengan visi BPKH, memberdayakan dan memberikan kesejahteraan bagi umat.
Apa yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Solo Peduli, jelasnya, adalah bukti kerja keras yang nyata dan upaya perubahan untuk memotong permasalahan yang timbul dari kondisi yang tidak menguntungkan di wilayah sekitarnya.
Selain itu, pendirian Klinik Kesehatan Ummat Solo Peduli, sudah sesuai dengan enam asnaf yang menjadi ruang gerak program kemaslahatan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
“Yayasan Solo Peduli adalah bukti kerja keras yang nyata dan upaya perubahan untuk memotong permasalahan yang timbul dari kondisi yang tidak menguntungkan di wilayah sekitar,” jelasnya.
Aktivitas kegiatan sosial kemanusiaan yang dilakukan oleh Yayasan Solo Peduli, masih kata Zulkarnain, membuat BPKH ikut berkomitmen dalam melakukan sinergi dengan lembaga lain untuk kemaslahatan umat.
Sebab kesehatan tentunya bukan hanya milik mereka yang memiliki harta. Akan tetapi juga sudah saatnya untuk mencari upaya memanusiakan sesama makhluk tuhan yang memiliki rasa welas asih untuk mengasihi sesama.
Maka tidak mengherankan jika antrian panjang warga dhuafa --pada saat pertama kali diresmikan tanggal 18 Mei 2019 lalu—kian membuatnya yakin, jika upaya pengobatan gratis yang dihadirkan BPKH, Yayasan Solo Peduli, dan Lembaga lainnya adalah sebuah upaya tepat untuk Bersama membuat perubahan di negeri tercinta.
Harapannya, dengan makin lengkapnya fasilitas dan layanan yang diberikan Klinik Solo peduli ini, kondisi kesehatan masyarakat yang kurang mampu. “Khususnya yang ada wilayah Solo dan sekitarnya bisa menjadi lebih baik,” katanya.