Sabtu 07 Dec 2019 08:24 WIB

Kemenag Siapkan E-Budgeting dan E-Planning untuk Madrasah

Sistem ini nanti akan diterapkan untuk madrasah di seluruh Indonesia.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Gita Amanda
Kemenag melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) sedang menyiapkan sebuah sistem e-budgeting dan e-planning untuk madrasah. Foto siswa madrasah, (ilustrasi).
Foto: dok. Republika
Kemenag melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) sedang menyiapkan sebuah sistem e-budgeting dan e-planning untuk madrasah. Foto siswa madrasah, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) sedang menyiapkan sebuah sistem e-budgeting dan e-planning untuk madrasah. Sistem yang sedang dipersiapkan ini nantinya akan diterapkan untuk madrasah di seluruh Indonesia.

Dirjen Pendis Kemenag, Prof Kamaruddin Amin, mengatakan seluruh madrasah di Indonesia baik negeri maupun swasta harus menerapkan sistem perencanaan dan sistem belanja berbasis digital. Kemenag sedang membuat sebuah sistem aplikasi untuk e-budgeting dan e-planning madrasah itu.

Baca Juga

"Sehingga saya dan publik bisa memantau seluruh perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang ada di madrasah, misalnya saya ingin tahu yang dilaksanakan madrasah di Papua, saya bisa mengetahuinya," kata Kamaruddin kepada Republika, belum lama ini.

Ia menyampaikan, dengan menggunakan sistem e-budgeting dan e-planning juga bisa memantau dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Selama ini dana BOS terpantau secara manual, maka ke depan Kemenag ingin memantaunya secara digital.

Dirjen Pendis menegaskan, semua yang dilaksanakan oleh madrasah, program-programnya harus berorientasi pada kinerja untuk memastikan pelayanan standar minimal. Maka yang menjadi tantangan bersama adalah tata kelola di madrasah berbasis digital dengan berorientasi pada kinerja guna memastikan pelayanan standar minimal.  

"Ini tantangan kita karena kita akan melaksanakannya kepada seluruh madrasah di seluruh Indonesia yang jumlahnya sekian puluh ribu, semuanya akan tersentuh," ujarnya.

Kamaruddin menyampaikan, ke depan tidak ada lagi madrasah yang tidak menggunakan atau menerapkan sistem perencanaan dan penyelenggaraan anggaran berbasis digital atau e-planning dan e-budgeting. Sebab persoalan fundamental yang dihadapi oleh pendidikan saat ini adalah tata kelola yang masih manual. "Kita ingin membuatnya menjadi digital," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement