Kamis 05 Dec 2019 19:14 WIB

Gelar Rakernas, Lazismu Angkat Tema Philanthropreneurship

Tema Philanthropreneurship merupakan upaya Lazismu capai tujuan berkelanjutan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
(ilustrasi) logo lazismu muhammadiyah
Foto: tangkapan layar filantropi indonesia
(ilustrasi) logo lazismu muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) mengadakan kegiatan tahunan, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) selama tiga hari dari 5-7 Desember 2019, di Lombok, Nusantara Tenggara Barat. Rakernas Lazismu mengangkat tema Philanthropreneursqhip untuk Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 

"Kami ucapkan ucapkan selamat datang kepada seluruh peserta rakernas di Senggigi, Lombok Barat, NTB. Kami ucapkan terima kasih juga kepada PP Muhamamdiyah dan Lazismu yang memilih Lombok sebagai tempat Rakernas Lazismu 2019. Semoga kepercayaan ini bisa bangkitkan semangat kami di NTB dan dapat berkiprah di masyarakat," kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) NTB, Falahuddin, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Kamis (5/12).

Baca Juga

Pertemuan nasional ini menjadi pilar utama yang dilakukan Lazismu dalam aktivitasnya pada 2019 untuk menghasilkan misi-misi yang akan dilakukan kembali pada 2020 mendatang. Rakernas dihadiri oleh perwakilan Kantor Lazismu tingkat wilayah dari seluruh Indonesia.

Selain itu, juga hadir para Badan Pengurus, Dewan Syariah dan Direksi Lazismu Pusat, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang diwakili oleh Ketua PP Muhammadiyah, M. Goodwill Zubir, utusan majelis dan lembaga pimpinan pusat Muhammadiyah.

Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Lazismu Pusat, Hilman Latief mengatakan, Lombok tidak asing bagi pegiat Lazismu dan Muhammadiyah yang bekerjasama dengan berbagai kalangan untuk pekerjaan kemanusiaan, dan beberapa yang terdampak.

"Mudah-mudahan dengan kehadiran lembaga ini khususnya warga Muhammadiyah bisa membangun kekuatan sebagai organisasi sosial berbasis keagamaan yang peduli kepada masyarakat yang duafa dan punya keinginan untuk melakukan perubahan sosial yang jauh dari jangkauan pemerintah," kata Hilman.

Adapun Lazismu berdiri sejak 2002, secara administratif telah sesuai dengan regulasi yang telah diatur oleh pemerintah, dan mendapatkan SK Kemenag pada 2002. Melalui Undang-undang baru juga dikategorikan sebagai lembaga amil zakat nasional, yang keberadaannya ada ditingkat provinsi dan kabupaten.

Hilman mengungkapkan, tema yang Lazismu hadirkan sebagai upaya mendorong gerakan ekonomi sebagai pilar untuk pemberdayaan masyarakat. Di mana kelompok kelas menengah sebagai pendongkrak perekonomian Indonesia, dan pada saat yang sama menjadi kelompok penting dalam menopang pertumbuhan lembaga filantropi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement