Selasa 03 Dec 2019 17:20 WIB

5 Pesantren Jabar Cetak Transaksi World Halal Summit 2019

Calon pembeli di World Halal Summit tertarik dengan produk pertanian pesantren.

Lima pondok pesantren delegasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat berhasil mencetak transaksi dan komitmen bisnis dengan sejumlah negara pada ajang 7th OIC Halal Expo and 5th World Halal Summit 2019 di Istanbul, Turki.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Lima pondok pesantren delegasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat berhasil mencetak transaksi dan komitmen bisnis dengan sejumlah negara pada ajang 7th OIC Halal Expo and 5th World Halal Summit 2019 di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lima pondok pesantren delegasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat berhasil mencetak transaksi dan komitmen bisnis dengan sejumlah negara pada ajang 7th OIC Halal Expo and 5th World Halal Summit 2019 di Istanbul, Turki.

Kelima pondok pesantren itu adalah Al Ittifaq (Kabupaten Bandung), Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman (Kabupaten Bogor), Pesantren Daarut Tauhid (Kota Bandung), Pesantren Al Idrisiyyah (Kabupaten Tasikmalaya), dan Pesantren Husnul Khotimah (Kabupaten Kuningan).

Baca Juga

Biro Humas Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat (Jabar) dalam siaran persnya di Bandung, Selasa (3/12), menyatakan para calon pembeli tertarik dengan produk pertanian, fashion, dan jasa wisata halal. Pesantren Al Ittifaq yang berada di daerah Ciwidey, Kabupaten Bandung, berhasil menggaet perusahaan-perusahaan untuk mengikat komitmen bisnis antara lain dengan Vizyon Team yang memerlukan buah-buahan, sayuran, jahe, dan lengkuas.

Kemudian Europe Vital akan membeli jahe, lengkuas, dan kayu manis (dua feet container) dan African Tide membutuhkan kunyit dan jahe. Empire Qatar meminta kopi dan beberapa perusahaan Turki membutuhkan sayuran dan tanaman obat.

Selain itu, perusahaan konsultan IT dunia Archytas Blockchain Consultancy juga sangat tertarik dengan keunikan pesantren Indonesia. Mereka mendorong pesantren yang ikut Program One Pesantren One Product atau OPOP yang digagas oleh Provinsi Jabar untuk bertransformasi digital dengan menggunakan metode blockchain.

"Kami terpacu untuk mempelajari apa yang disarankan oleh Archytas Blockchain dan bagaimana memanfaatkannya dalam bisnis kami," kata Ketua Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq, A Setia Irawan.

Sementara itu, perusahaan tour dan travel internasional meminta Pesantren Daarut Tauhiid (DT) Bandung menjadi mitra wisata halal di Indonesia. Untuk itu, mereka meminta Pesanten DT untuk memberikan informasi daerah tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan Timur Tengah.

Perusahaan travel yang mengajak bekerja sama antara lain dari Yordania, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bulgaria. Manajer Kontrak dan Tender Dallah Group Jordania, Hiba Al-Qadi mengatakan bagi calon wisatawan Timur Tengah informasi wisata halal di Indonesia sangat minim dan yang mereka ketahui tentang wisata halal hanyalah Malaysia.

"Mereka belum tahu wisata dan wisata halal Indonesia. Banyak wisatawan dari Timteng lari ke Malaysia. Ke Indonesia belum banyak informasinya," ujar Al Qadi.

Rencananya, Dallah Group Companies akan datang ke Pesantren DT untuk mempelajari kerja sama wisata halal dan mereka akan membawa turis Timur Tengah ke Indonesia. "Kami siap menjadi mitra karena selama ini juga DT mengembangkan perusahaan travel, dan mengembangkan wisata halal. DT bisa menawarkan wisata eksotik ke Pulau Komodo, Raja Ampat dan lain-lain," kata Tommy Satyagraha, Perwakilan Pesantren DT Bandung.

Kagumi wirausaha pesantren

Sejumlah delegasi dunia seperti Inggris, Senegal, Sudan, Palestina, Oman, Pakistan yang hadir dalam ajang 7th OIC Halal Expo and 5th World Halal Summit 2019 di Istanbul, Turki tertarik dan kagum dengan sistem pendidikan kewirausahaan yang ada lima pondok pesantren di Jawa Barat. Delegasi dunia tersebut kagum dengan sistem pendidikan pesantren di Indonesia yang bisa menggabungkan pendidikan agama Islam dengan kemandirian ekonomi dan pemberdayaan masyarakat (community building).

Selama ini dunia menganggap lembaga pendidikan Islam di manapun tidak memiliki fungsi pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Ini menarik, kok yang melakukan bisnis bukan entitas bisnis tapi lembaga pendidikan. Kok bisa ya pesantren di Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai entitas keagamaan, tapi juga menjadi entitas bisnis atau entitas sosial keagamaan," kata Ketua Dewan Masjid Inggris Raya Necdet Kolca.

Kolca mengatakan, jumlah warga Muslim di Inggris kian bertambah dan pihaknya berjanji akan mengabarkan sistem pendidikan pesantren yang unik ini. Menurut dia, Dewan Masjid Inggris akan mengirim anak-anak Muslim pada liburan tahun depan ke pesantren-pesantren Jawa Barat untuk mempelajari Islam yang peduli pada pembinaan ekonomi umat.

Anak-anak dari Inggris tersebut akan belajar pertanian di Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Kolca mengatakan, selama ini banyak organisasi amal Islam dunia yang memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan keagamaan di negara-negara Afrika.

"Saya akan memberitahu para donator Eropa agar mengalihkan sebagian donasinya ke pesantren di Indonesia," katanya.

Pesantren Husnul Khotimah, Kabupaten Indramayu, mendapat pesanan satu kontainer keranjang bambu untuk pengiriman ke Bosnia. Pimpinan Bosnia Tour dan Travel Mirza Omerhodzic mengatakan, sekarang ini masyarakat Eropa sudah beralih kepada isu go green, termasuk dalam hal wisata.

Sebagai pengelola wisata halal, dia dituntut memberikan layanan ramah lingkungan. "Saya melihat keranjang bambu ini bagus sebagai wadah untuk suvenir. Kami perlu untuk suvenir pernikahan, karena kami juga punya usaha wedding organizer. Bahannya unik dan tentu ramah lingkungan," katanya.

Dia berharap Pesantren Husnul Khotimah bisa menyediakan keranjang bambu ini, namun dia mensyaratkan agar tidak ada kandungan airnya supaya sampai ke tujuan tidak berjamur, dan tidak busuk. Perwakilan Pesantren Husnul Khotimah, Didin Mulyanto menyambut baik tawaran ini dan pihaknya bisa mengerahkan jejaring pesantrennya untuk memenuhi pesanan ini.

"Bagi kami, pemenuhan pesanan ini tidak sulit. Karena selama ini kami juga memproduksi kerajinan bambu dengan standar bambu kering," ujarnya.

Pesantren ini juga menerima tawaran bea siswa santrinya ke University of Africa di Sudan. Perwakilan University of Afrika, Syeich Yasir Yusuf secara khusus datang ke stand Jawa Barat dan menawarkan bea siswa ini dan pada Desember ini, Syeikh Yasir akan datang ke Indonesia.

"Akan ada semacam MoU Husnul khotimah dengan Universitas of Africa. Santri sudah banyak di sini, hanya melalui jalur mandiri. Sudah ada 20 orang santri di sini. Sekarang mereka menyediakn kuota 10 beasiswa (full scholarship)," kata Didin.

Pesantren Idrisiyyah, Kabupaten Tasikmalaya menawarkan produk udang vaname dan perusahaan GISB Malaysia ingin menjajagi pembelian udang Vaname. GISB membutuhkan suplai udang satu kontainer per bulan.

Sebagai tindak lanjutnya, Koppontren Al-Idrisiyyah akan mengadakan pembicaraan dengan GISB perwakilan Indonesia di Sentul, Kabupaten Bogor. Al Idrisiyyah juga mendapat komitmen pengadaan kerajinan tas pandan dari Sonaydemirci dan perusahaan ini ingin menjadi reseller produk kerajinan bamboo dan tas jinjing untuk Eropa.

Selain itu, pesantren ini juga menerima pesanan sendok pengaduk kopi dari bambu dari perusahaan mesin pencuci piring Turki karena kafe-kafe di Eropa sudah mulai meninggalkan plastik. Menurut perwakilan Koperasi Pondok Pesantren Al Idrisiyyah, Ega Abdulgafur, pesantrennya siap untuk memenuhi pesanan sendok kopi ini karena selama ini pesantrennya juga memproduksi kerajinan bambu. Bahan sendok bambu tersebut memanfaatkan sisa bahan kerajinan.

Bila pesanan ini terealisasi, maka semua produksi akan melibatkan ke-60 pesantren Idrisiyyah dan dengan pesantren-pesantren lainnya. Selain menerima tawaran konsultasi sistem pendidikan kemandirian pesantren, Koperasi Pondok Pesantren Nurul Iman, Kabupaten Bogor juga menerima pesanan beras dan beras campur jagung dan jumlah pesanannya dua kontainer.

Pesantren Nurul Iman juga menerima pesanan kopi dari beberapa perusahaan, namun pesantren ini diminta mengirim bermacam-macam sampel kopi karena di Indonesia sangat banyak jenis dan variasi kopi. Selain itu, Pesantren Nurul Iman juga memamerkan produk sabun namun, ada beberapa pihak yang ingin membeli bahan sabunnya, yaitu karbon aktif. Bahan ini untuk memperhalus kulit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement