Senin 02 Dec 2019 12:32 WIB

Masjid Green Lane Birmingham Kutuk Teror London Bridge

Masjid Green Lane Birmingham sampaikan belasungka atas jatuhnya korban jiwa.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Polisi memasang garis batas polisi di jalan dekat lokasi penusukan di London Bridge, Jumat (29/11).
Foto: EPA
Polisi memasang garis batas polisi di jalan dekat lokasi penusukan di London Bridge, Jumat (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para pejabat Masjid Green Lane Birmingham mengutuk serangan teror London Bridge yang terjadi Jum'at (29/11). Para pejabat Masjid Green Lane dan pusat komunitas (GLMCC) di jantung kota Inggris itu menyampaikan duka yang mendalam setelah mendengar jatuhnya dua korban dalam serangan itu. Para pejabat Masjid di Green Lane juga menggambarkan serangan itu sebagai serangan kejam terhadap orang yang tak bersalah di London.

Dalam pernyataannya, GLMCC menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban serangan teror di London Bridge. GLMCC juga meminta semua pihak tenang dan menunggu hasil investigasi.

Baca Juga

"Kita tak boleh membiarkan pelaku penyerangan mengerikan itu mencapai tujuannya menyebabkan perpecahan dan ketakutan diantara komunitas kita. Kita berpegang teguh pada keyakinan kita," kata Ketua Wali Amanat GLMCC, Mohammed Saeed seperti dilansir Birmingham Live pada Senin (2/12).

Sebelumnya Usman Khan (28 tahun) menikam seorang pria dan wanita dengan pisau hingga tewas. Kejadian yang berlangsung pada Jum'at sore itu juga membuat tiga orang lainnya mengalami luka-luka.

 

"Seperti yang kita lihat dalam insiden sebelumnya, ada pemikiran yang menyimpang dan terdistorsi yang berusaha menciptakan perpecahan di masyarakat. GLMCC sangat mengutuk kejahatan semacam itu. Kami mendorong semua orang untuk menunjukkan solidaritas dan melawan narasi orang-orang yang berada di balik segala bentuk kebencian dan kejahatan," kata Saeed.

Mengutip Al Qur'an surat kelima ayat 32, Saeed mengatakan siap yang membunuh orang yang tak bersalah seolah-olah orang itu telah membunuh semua manusia, dan siapa yang menyelamatkan seseorang seolah-olah orang itu telah menyelamatkan seluruh manusia.

Pelaku Usman Khan mengancam akan meledakan gedung Fishmongers Hall tempat dimana dirinya menghadiri konferensi rehabilitasi tahanan. Dengan dua pisau dan rompi bunuh diri palsu, masyarakat mencoba mengatasi Khan sebelum akhirnya polisi menembak mati pria itu di sebelah aula di London Bridge.

Dari rekaman yang diunggah ke media maya, memperlihatkan Khan disemprot oleh seseorang dengan pemadam api, sedang dilaporkan seorang pria Polandia yang bekerja di aula mendorongnya dengan gading ikan yang diambil di dinding bangunan. Diketahui pada Februari 2012, Khan dijatuhi hukuman tak terbatas untuk perlindungan publik dengan jangka waktu minimum delapan tahun.

Khan merupakan bagian dari kelompok teror yang terilhami dari Al Qaida yang terkait dengan penceramah radikal Anjem Choudary. Khan berencana membom London Stock Exchange dan membangun kamp pelatihan teroris di Kashmir, Pakistan. Dari daftar targetnya termasuk pimpinan katedral St Paul di London, kemudian walikota London Johnson, dua Rabu dan kedutaan besar Amerika di London.

Namun hukuman Khan dan dua rekannya dibatalkan di pengadilan banding pada April 2013. Khan diberikan hukuman penjara 16 tahun. Kemudian Khan dibebaskan dengan lisensi pada Desember tahun lalu.

Sementara Dewan Pembebasan Bersyarat mengatakan tak terlibat dengan pembebasan Khan. Menurut mereka Khan telah dibebaskan secara otomatis dengan lisensi di tengah-tengah masa hukumannya.

Sementara komisaris polisi Metropolitan, Cressida Dick membenarkan pihaknya tak secara aktif mencari pelaku lain atas serangan itu. Polisi sempat mencari satu blok apartemen berlantai tiga di jalan Wolverhampton, Stafford di mana diyakini menjadi tempat tinggal Khan.

Sementara itu petinggi di Edinburgh juga mengirimkan pesan simpati atas korban teror itu. Mereka juga memuji orang-orang yang berani mempertaruhkan nyawa untuk membantu orang lainnya.

Serangan teror di London Bridge terjadi sepekan setelah tingkat ancaman terorisme di Inggris dinyatakan turun dari parah ke substansial, yang berarti seranjang teror dianggap kemungkinan dari pada sangat mungkin terjadi. Serangan teror juga pernah terjadi di  London Bridge pada 2107 saat kampanye pemilu umum. Delapan orang tewas bersama dengan tiga teroris yang mengenakan rompi bunuh diri palsu dan dengan membawa senjata pisau. Andrian Saputra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement