REPUBLIKA.CO.ID, SUWAYDA -- Monumen-monumen bersejarah di kota Shaqqa, di timur laut distrik Suwayda, Suriah menjadi saksi hidup peradaban masa lalu. Peninggalan-peninggalan peradaban kuno di Shaqqa membuat wilayah itu mempunyai karakter dan kekhasan tersendiri.
Seperti dilansir kantor berita Sana pada Jum'at (29/11), kota Shaqqa berada 27 kilometer dari pusat distrik Suwaida. Menurut Kepala Departemen Purbakala Suriah, Nashaat Kiwan, kota itu adalah salah satu daerah arkeologis paling penting di Suwayda terutama selama abad kedua dan ketiga Masehi.
Sebelumnya Shaqqa dinamai Maximiani Bolis oleh Kaisar Maximianus. Pada waktu itu, Shaqqa menjadi kota yang sangat penting. Menurut Kiwan, jejak peninggalan paling menonjol di Shaqqa adalah Al qaysariye atau kediaman gubernur atau istana kaisar yang memiliki dekorasi arsitektur yang indah. Bangunan ini berbentuk persegi dan dibagi menjadi tiga bagian.
Selain itu ada juga al kalybe yakni tempat yang digunakan untuk pertemuan dengan gaya arsitektur lama. Satu-satunya bagian yang tersisa dari al kalybe adalah pintu masuk ke Utara dengan lengkungan dua mihrab persegi panjang. Pada era Bizantium ditambahkan aula baru di belakang dan Selatan al qaysariye.
Terdapat juga makam kuno yang dibangun dengan menggunakan batu-batu berukir, selain itu jelas Kiwan di Shaqqa juga terdapat prasasti Yunani. Kiwan menambahkan kota Shaqqa adalah salah satu dari lima kota arkeologi penting di distrik Suwayda.
Kota ini sempat diduduki Romawi, Bizantium dan Arab Islam sebagai pusat administrasi, ekonomi, militer dan pusat agama. Kala itu, disebut Sakaya pada abad ketiga Masehi, kota ini juga mempunyai kalender sendiri yang disebut kalender Shaqqawi.