Rabu 27 Nov 2019 23:06 WIB

Siswa Madrasah Al Mujahiddin Tarakan Tengah Belajar di Teras

Siswa belajar di teras karena gedung sekolah rubuh belum diperbaiki.

Sekolah madrasah roboh akan segera diperbaiki. Foto: sekolah roboh ilustrasi
Foto: Republika/Ijal Rosikhul Ilmi
Sekolah madrasah roboh akan segera diperbaiki. Foto: sekolah roboh ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN— Para siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Mujahiddin melakukan kegiatan belajar di teras gedung sekolah yang berada di kelurahan Selumit Pantai, Tarakan Tengah. Hal itu mereka lakukan karena sekolah mereka mengalami rusak parah akibat roboh pada Senin (25/11) sore.

"Proses belajar mengajar di sekolah tersebut tetap dilaksanakan, sebab pada 2 Desember 2019 akan melaksanakan penilaian semester," kata Kepala Sekolah MI Al Mujahidin Darmanto di Tarakan, Rabu k(27/11).

Sebelum robohnya gedung sekolah, para siswa belajarpada pagi hari. Namun dengan keterbatasan ruang saat ini, maka ada sebagian siswa yang harus belajar pada siang hari.

Ada empat ruang, satu di pakai kantor, yang tiga dimasukkan pagi dan tiga kelas dimasukkan siang. Kelas pagi itu, 1, 3 dan 6 sedang yang siang, kelas 2, 4 dan 5, katanya.

"Ruang yang roboh tersebut digunakan untuk ruang guru, kepala sekolah dan tata usaha. Pada hari ini masih terdapat satu rombel (rombongan belajar yang tidak mendapatkan ruang sehingga terpaksabelajar di teras sekolah," kata Darmanto.

Dia mengungkapkan, pascarobohnya gedung sekolah pada sebagian ruang kelas, menyebabkan pihaknya terkendala akan sarana dan prasarana sehingga membuat para siswa belajar menjadi tidak nyaman.

"Paling dikhawatirkan adalah sisa bangunan yang ada saat ini masih dapat roboh sewaktu-waktu hingga membuatkhawatir akan aktivitas siswa," kata Darmanto.

Sedangkan bantuan penyelesaian bangunan yang diberikan Pemkot Tarakan yang saat ini masih dalam proses penyelesaian dan diprediksi akan selesai pada Desember 2019 ini. “Bangunan yang di belakang itu sudah dibangun dalam tahap finishing. Rencananya memang bangunan runtuh itu akan dibongkar, tapi bangunan yang

mau selesai itu masih belum cukup sebab kami masih membutuhkan ruang guru,kepala sekolah dan toilet yang tidak kami miliki,” katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tarakan, Shaberah mengatakan MI Al Mujahidin merupakan MI tertua di Tarakan yang berdiri sejak puluhan tahun.

Bangunan tersebut dikatakan Saberah memang sempat miring dan membahayakan siswa, sehingga tidak digunakan lagi.

“Kami sudah mengusulkan kepada kantor wilayah untuk dibantu, tapi ternyata tahun ini lepas dan yang dapat malah Sebatik. Alhamdulillah Wali Kota membantu Rp 200 juta untuk membangun sekolah itu dengan anggaran 2019,” kata Shaberah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement