REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui Tim Layanan Aktif Baznas (LAB) bergerak cepat mendistribusikan bantuan untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sempat viral di Desa Cibetok, Kecamatan Gunung, Tangerang, Banten, Sabtu (23/11). Siswa tersebut bernama Zahra Amelia Putri yang telah menahan lapar selama dua hari.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Irfan Syauqi Beik mengatakan ia telah memerintahkan jajarannya untuk berkomitmen merespons cepat peristiwa kemanusiaan seperti yang dialami oleh Zahra.
"Layanan Aktif Baznas ini pada dasarnya adalah lembaga program yang didesain khusus untuk melayani kondisi kegawatdaruratan mustahik. Karena itu, kecepatan respons dan akurasi pemberian bantuan menjadi kunci efektivitas penanganan persoalan mustahik, agar kondisi kegawatdaruratan mustahik bisa diatasi dengan baik," kata Irfan dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Senin (25/11).
Sebelumnya Zahra harus menahan lapar karena tidak ada makanan sedikitpun di rumahnya karena keterbatasan ekonomi keluarganya. Zahra hanya tinggal berdua bersama Ayahnya, Ahmad Yani.
Ayahnya tidak bisa lagi bekerja karena mengalami penyakit TB Tulang yang dideritanya sejak 2010. Untuk biaya hidup sehari-hari, Ahmad hanya mengandalkan belas kasih dari para tetangga,dan saudara-saudaranya.
Atas kondisi ini, Baznas memberikan bantuan berupa paket sembako yang terdiri dari minyak, gula, susu, dan mi instan. Dan juga paket Hygent Kit berupa sabun mandi, sabun cuci, serta pasta gigi. Selain itu, Baznas juga menyalurkan bantuan uang tunai untuk operasional kesehatan ayah Zahra.
Irfan berharap bantuan LAB dapat membantu meringankan beban Zahra dan keluarga, baik terkait dengan pemenuhan kebutuhan pangan maupun terkait dengan proses penyembuhan kondisi kesehatan ayahanda Zahra.
"Ke depan, kita akan terus perbesar peran LAB dan replikasi LAB saat ini sudah berjalan di enam provinsi. Kami berharap sampai Desember 2019 LAB bisa direplikasi delapan provinsi, dan tahun depan bisa seluruh atau sekurang-kurangnya 80 persen provinsi telah memiliki LAB," ucap Irfan.