Sabtu 23 Nov 2019 05:12 WIB

Usaha, Doa, dan Pasrah

Berusaha, berdoa, dan memasrahkan diri kepada apa yang menjadi ketetapan Allah SWT

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Setiap manusia di muka bumi diciptakan oleh Allah SWT untuk selalu berusaha dan menja lankan kodratnya dengan ber sungguh-sungguh. Dalam menghadapi dinamika kehidupan, cukup bagi setiap mukmin untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT.

Bersungguh-sungguh menjalankan kehidupan sembari dibarengi dengan doa kepada Allah SWT menjadi cara agar ma nusia tidak terlalu berharap dan bergantung pada hal duniawi. Melakukan usaha terbaik perlu dilakukan untuk meraih hal yang bermanfaat di dunia dan akhirat serta menghindari segala keburukan yang dapat menimpa diri.

Ustazah Ummu Ihsan Choiriyah da lam kajiannya menyebutkan, seorang mukmin tidak boleh lemah, baik dalam semangat maupun tekad. Kegigihan dan kerja keras diperkukan seorang mukmin untuk mendapatkan yang terbaik di dunia dan akhirat.

Allah SWT berfirman dalam QS ar- Ra'du ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah SWT menghendaki keburukan ter ha dap sesuatu kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

"Kita harus menyadari bahwa kita tidak mungkin dan cukup hanya bersandar pada sebuah usaha yang kita laku kan. Sebagai seorang manusia kita harus menyadari jika kita memiliki keterba tasan dan yang menentukan segala sesuatu bukan diri kita melainkan Allah SWT," ujar Ustazah Ummu Ihsan di Masjid Baitul Hakim, Jakarta, belum lama ini.

Islam disebut membimbing umatnya untuk tidak menjadi makhluk yang terlalu percaya diri. Islam mendidik umatnya untuk menjadi orang yang gigih dan tidak lemah, tetapi juga tidak pongah atau berlebihan. Ketika setiap manusia menyadari bahwa tidak semua yang diingin kan bisa terwujud, dia akan meminta pertolongan dan berserah kepada Allah SWT.

Ustazah Ummu Ihsan pun menganalogikan usaha dan doa ini dengan seseorang yang sedang menyantap makanan. Bisa saja, makanan yang diinginkan sudah terhidang di atas meja, tetapi belum tentu makanan itu bisa sepenuhnya dimakan dan masuk ke dalam perut orang yang menginginkannya. Ada saja kejadian yang bisa membatalkan harapan tersebut.

Oleh karena itu, ia mengajak jamaah yang hadir untuk selalu mengiringi usaha yang dilakukan dengan berdoa sepenuh hati meminta pertolongan Yang Maha kuasa. Sejak seseorang ingin melakukan sesuatu, niatkan usaha tersebut untuk Allah SWT serta berharap pada kemurahan hati-Nya agar diberikan pertolongan.

Untuk membiasakan hati dan pikiran berlaku seperti itu, setiap manusia harus istiqamah meski berat. Usaha yang di lakukan jika tidak dibarengi dengan ke teguhan hati, niat tulus, dan berdoa ke pada Allah SWT maka bisa saja berhenti di tengah jalan."Kita menyiapkan diri atas segala keputusan Allah SWT dengan ridha dan berbaik sangka kepada-Nya," ujar dia.

Dalam HR Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada seorang mukmin yang lemah, dan ma sing-masing berada dalam kebaikan.

Bersungguh-sungguhlah pada perkaraperkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu ka takan, 'Seandainya aku berbuat demi kian, pastilah akan demikian dan demi kian,' akan tetapi katakanlah, 'Allah telah menakdirkan hal ini dan apa yang dikehendaki- Nya pasti terjadi.' Sesungguh nya perkataan 'seandainya' membuka pintu perbuatan setan."

Berusaha, berdoa, dan memasrahkan diri kepada apa yang menjadi ketetapan Allah SWT merupakan salah satu bentuk dari tawakal. Tawakal memiliki arti menyandarkan hati sepenuhnya ke pada Allah SWT dalam meraih maslahat atau menghindari mudharat, baik untuk urusan duniawi maupun akhirat.

Tawakal merupakan salah satu sifat yang dicintai Allah SWT. Hati seorang hamba yang benar-benar bertawakal ber arti ia secara penuh dan utuh menye rahkannya kepada Allah SWT. Semua urusan diserahkan kepada Allah setelah berusaha sepenuh hati dan berdoa serta meyakini Yang Mahakuasa adalah satusatunya yang dapat mendatangkan man faat maupun bahaya.

"Tawakal ini penyeimbang usaha yang kita lakukan. Tawakal mencermin kan interaksi antara seorang hamba dan penciptanya. Allah SWT yang memiliki kuasa untuk melaksanakan apa yang men jadi kehendak-Nya," ujar Ustazah Ummu Ihsan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement