Jumat 22 Nov 2019 19:50 WIB

Wapres: Masjid Harus Bangun Narasi Kesantunan

Masjid merupakan tempat berdakwah dan mengajarkan kebaikan.

Rep: Fauziah Mursyid/ Red: Agung Sasongko
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengajak umat Islam tetap menjaga fungsi masjid sebagai tempat berdakwah dan mengajarkan kebaikan. Kiai Ma'ruf pun mengingatkan agar masjid tidak digunakan untuk menyampaikan ujaran kebencian dan permusuhan.

Itu disampaikan Kiai Ma'ruf saat memberi sambutan peresmian Festival Tajug 2019 di Alun-alun Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Jumat (22/11).

"Jangan sampai masjid dijadikan tempat menyampaikan ujian kebencian, jangan sampai ada ungkapan ungkapan yang mengajarkan narasi-narasi permusuhan, kebencian," ujar Kiai Ma'ruf.

Menurutnya, masjid harus tetap dijaga agar narasi yang dibangun narasi kesantunan, saling mencintai, saling membantu sesama dan toleransi. Sebab ia tidak memungkiri masjid kini mulai disusupi ajaran ajaran yang jauh dari nilai Islam sesungguhnya.

Padahal, ulama-ulama terdahulu menjadikan masjid sebagai tempat mengajarkan dan menyebarkan kebaikan. Hal ini juga kata Kiai Ma'ruf, pesan yang dititipkan oleh Sunan Gunung Jati kepada para ummat Islam di Jawa Barat, 'Insun Tajug lan fakir miskin.

Karenanya, pada moment tersebut, Ma'ruf mengingatkan masyarakat untuk menjaga

"Oleh karena itu jangan sampai ada distorsi penggunaan masjid dari fungsinya yang benar. ini yang saya kira yang harus kita jaga supaya tidak disfungsi, fungsinya tidak menyimpang membangun keutuhan, kemaslahatan, ukhuwah persaudaraan, pengembangan islam," ujar Kiai Ma'ruf.

Selain itu, Kiai Ma'ruf juga mengingatkan pesan Sunan Gunung Jati soal fakir miskin menjadi tanggung jawab semua pihak. Menurutnya, meski fakir miskin merupakan tanggungjawab negara, namun ia mengharapkan keikutsertaan masyarakat

"Jadi fakir miskin orang terlantar menjadi tanggung jawab negara dalam sistem nasional kita, akan tetapi karena negara belum mampu 100 persen menanggulanginya maka perlu ada keikutsertaan masyarakat yang memiliki kemampuan lebih." ujarnya.

Meskipun demikian, Pemerintah saat ini terus berupaya mengurangi kemiskinan di Indonesia dengan berbagai program "Negara ambil peran sekarang ini dan akan terus kita tingkatkan melalui bansos yang dianggarkan tiap tahun, melalui program Indonesia pintar, beasiswa sekolah, PKH, dan lain lain," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement