Selasa 19 Nov 2019 22:07 WIB

Maulid Jolloro Sulsel, Tradisi Keagamaan Berpotensi Wisata

Maulid Jolloro Sulsel dihadiri wisatawan domestik dari wilayah lain.

Warga menaiki perahu tradisional
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warga menaiki perahu tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, MAROS— Peringatan Maulid "Jolloro" mendukung kunjungan wisata Kawasan pegunungan Karst Rammang-Rammang di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

"Peringatan maulid dengan menggunakan perahu khas "Jolloro" ini, patut diapreasi karena dapat mendukung kunjungan destinasi wisata di Rammang-Rammang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros, Ferdiansyah, di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulsel, Selasa (19/11).

Baca Juga

Dia mengatakan, tradisi keagamaan ini yang dilakukan warga Rammang-Rammang setiap tahun memiliki nilai kebersamaan dan sosial untuk saling berbagi, termasuk berdoa dan zikir bersama sebagai wujud kesyukuran pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Hal itu diakui Ketua Kelompok Sadar Wisata atau pengelola kawasan wisata Rammang-Rammang, Darwis.

Menurut dia, tradisi maulid "Jolloro" ini dilakukan dengan membawa penganan dan telur hias di atas perahu menyusuri Sungai Puteh ke lokasi doa dan zikir bersama.

Dia mengatakan, sedikitnya ada 50 perahu yang berpartisipasi membawa telur hias baik yang disusun rapi di batang pisang, maupun di atas ember yang di dalamnya terdapat aneka menu makanan.Kondisi ini tentunya menyedot perhatian warga setempat dan juga pengujung dari luar Kabupaten Maros. Salah seorang di antaranya Fitriyani dari Kota Makassar.

Bloger ini mengaku mendapatkan informasi Maulid "Jolloro" dari media sosial, sehingga datang khusus untuk menyaksikan dan mengabadikan momen itu melalui foto dan vlog.

Sementara dampak dari keberadaan destinasi wisata Rammang-Rammang bagi warga setempat, salah seorang pemilik perahu Asmar mengatakan, sangat membantu menyejahterakan warga dengan mendapatkan penghasilan tambahan.

"Alhamdulillah warga di sini ada kemajuan dengan adanya penyewaan perahu bagi pengunjung," katanya.

Penghasilan dari retribusi tiket masuk ke destinasi kawasan pegunungan kapur ini, 25 persen masuk ke kas Bumdes dan sisanya diserahkan ke kelompok sadar wisata untuk memelihara ataupun membangun infrastruktur pendukung objek wisata ini.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement