Senin 18 Nov 2019 18:28 WIB

Menag: Saya Pencinta Celana Cingkrang

Menag mengaku tak pernah melarang seseorang untuk pakai celana cingkrang atau cadar.

Menteri Agama Fachrul Razi (tengah) berbincang dengan pemuka agama saat menghadiri pertemuan dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry di Banda Aceh, Aceh, Senin (18/11/2019).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Menteri Agama Fachrul Razi (tengah) berbincang dengan pemuka agama saat menghadiri pertemuan dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry di Banda Aceh, Aceh, Senin (18/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Menteri Agama (Menag) Fahcrul Razi mengemukakan sering memakai celana cingkrang. Ia menyebut tidak pernah melarang pria menggunakan celana cingkrang dan wanita untuk memakai cadar. Terlebih, ia mengakui sebagai pencinta celana cingkrang.

“Saya tidak pernah melarang orang memakai cadar. Begitu juga celana gantung atau cingkrang,” katanya di Banda Aceh, Senin (18/11).

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan Fachrul dalam lawatannya ke daerah berjuluk Serambi Makkah tersebut ketika bersilaturahim dengan tokoh dan ulama Aceh berserta aparatur sipil negara (ASN) di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh. Dia menjelaskan, menurut pandangannya, memakai cadar dan celana cingkrang tersebut bukan bentuk ukuran ketakwaan seseorang. Tentu sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas untuk melayani masyarakat sebaiknya tidak memakai cadar.

“Tentu saja bagi PNS yang tugasnya melayani masyarakat dengan penuh kebaikan, dengan senyum yang ramah, ditambah lagi demi kepentingan keamanan, ketentuan disiplin PNS atau ASN, maka memang sebaiknya tidak memakai cadar. Namun, kalau di rumah atau di mana-mana silakan saja,” kata dia.

 

Jenderal purnawirawan TNI itu mengaku tidak pernah melarang seorang pria untuk menggunakan celana tersebut. Bahkan, Menag mengaku juga hobi menggunakan celana cingkrang ketika berada di rumah.

“Silakan pakai, mungkin teman-teman tidak tahu saya adalah pencinta celana cingkrang. Kalau Bapak Ibu ke rumah saya, saya pasti pakai celana itu. Malah (celana cingkrang) dibuatkan istri saya dari (kain) batik lagi,” kata dia.

Bagi Fahcrul memakai celana cingkrang memudahkannya saat di rumah. Apalagi ketika ingin ke masjid dekat rumahnya dengan kondisi masjid yang memiliki tangga tinggi.

“Karena masjid sebelah (rumah) itu ada tangganya tinggi. Kalau pakai sarung takut jatuh, saya pakai celana itu. Saya tidak melarang, silakan pakai. Kalau celana gantung sedikit wajar-wajar saja, tapi kalau sampai tinggi sebetis ini yang kelihatan tidak elok,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement