REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW bersabda, "Ingatlah, Aku akan memberi tahu kalian tentang sebaik-baik amal kalian, paling sucinya amal kalian di sisi raja, paling tingginya amal kalian dalam tingkatan beberapa derajat, dan paling baiknya pemberian daripada emas dan perak. Jika kalian bertemu musuh-musuh kalian, maka kalian akan memukul leher-leher mereka dan mereka (ganti) memukul leher-leher kalian." Para sahabat bertanya, "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Zikrullah" (HR al- Baihaqi).
Zikir secara bahasa mengandung makna "mengingat". Ia (zikir) selalu berhubungan erat dengan hati. Apabila hati terus-menerus diterangi dengan zikir pada Allah, niscaya kita akan mampu menerangi diri dengan potensi kebaikan yang ciptakan ketaatan pada-Nya. Begitu juga sebaliknya, jika hati kita terus menerus dikendalikan potensi kejahatan, kelak hati akan menjadi gelap gulita bagaikan malam tiada berbulan sehingga dengan mudah menjerumuskan diri ke lembah dosa dan maksiat.
Rasulullah SAW bersabda, "Di dalam tubuh manusia ada segumpal daging apabila daging itu baik maka baik pula seluruh tubuh manusia, jika daging itu buruk maka buruk jugalah seluruh tubuh manusia. Ketahuilah, ia adalah hati." (HR Bukhari-Muslim).
Oleh sebab itu, zikir sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Zikir merupakan nutrisi pokok bagi unsur bathiniyah. Dengan selalu berzikir, kita memiliki kekuatan dan kemampuan untuk selalu mendekatkan diri pada Allah. Dengan demikian, hati akan menjadi kuat saat berhadapan dengan ujian dari-Nya.
Ibn Athaillah As-Sakandari berujar, "Jangan tinggalkan zikir lantaran tidak dapat berkonsentrasi kepada Allah SWT karena kelalaianmu terhadap Allah ketika tidak berzikir lebih buruk dari kelalaianmu ketika berzikir. Mudahmudahan Allah berkenan mengangkat derajatmu dari zikir yang penuh dengan kelalaian menuju zikir yang disemangati dengan kehadirannya, dan dari zikir yang disemangati dengan kehadirannya menuju zikir yang meniadakan segala sesuatu selain diri-Nya."
Kalimat bijaksana Ibnu Athaillah as-Sakandari tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwasannya zikir kepada Allah SWT merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Karena hanya dengan berzikir kita mampu menghadirkan Allah SWT dalam segala aspek kehidupan kita, sehingga seluruh tingkah laku kita merupakan tingkah laku yang diridhai Allah dan menjadi sumber keselamatan bagi diri kita dan orang-orang sekitar.
Zikir dapat mendekatkan diri kepada Allah sebab dengan zikir, asma Allah akan terhunjam ke dalam pikiran, kemudian meresap ke dalam kalbu, lalu merembet ke perilaku sehingga saat ujian datang, kita memiliki kekuatan dalam menghadapinya. Allah SWT berfirman, "Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS al-Baqarah: 152).
Bukan hanya dapat mendekatkan diri pada Allah, berzikir juga dapat menenteramkan hati yang sedang bimbang, menenangkan jiwa yang sedang gundah dan mendinginkan emosi yang sedang marah. Tak hanya itu, berzikir juga mampu tenteramkan hati yang sedang goyah karena ditimpa kenestapaan hidup. (QS ar-Ra'd:28). Berzikir juga mampu menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT sehingga dengan begitu kita akan takut berbuat buruk dan takut terhadap siksa-Nya. Wallahu a'lam.