Jumat 15 Nov 2019 20:02 WIB

Mehter Tahkimi Bukan Musik Janisari

Setiap provinsi Ottoman memiliki grup mehter tahkimi,

Musik Mehter Tahkimi
Foto: Mehter.biz
Musik Mehter Tahkimi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap provinsi Ottoman memiliki grup mehter tahkimi, namun berbentuk kelompok kecil. Pesrev dan sama'i adalah kelompok musik serupa dengan mehter tahkimi. Dua pawai musik ini juga berupa ensambel. Mereka memainkan lagu-lagu daerah pada pesta pernikahan.

Orang Eropa sering keliru menyebut mehter tahkimi sebagai pawai musik janisari. Menurut Sanlikol, sejarawan Turki, tidak pernah menyebut mereka seperti itu. Mehter tahkimi selalu dimainkan di atas kuda dalam pertempuran sedangkan janissari yang merupakan pasukan infantri dilarang untuk menaiki kuda.

Sanlikol  mencoba untuk mengeksplorasi musik klasik Turki tersebut. Ia mempelajari salah satu instrumen musik mehter tahkimi yaitu zurna dan membentuk kelompok musik nirlaba bernama Dünya, yang berarti dunia dalam bahasa Turki, Arab, Persia, dan Yunani.  

Melalui bukunya dan grup musik Dünya, Sanlikol berharap bahwa suatu hari banyak yang mengenal tradisi budaya mehter tahkimi. ''Saya suka suara musik mehter. Saya suka kekuatan itu. Semakin saya banyak tahu tentang mehter, semakin saya banyak belajar betapa beragam budaya dan musik Ottoman masyarakat dan musik,'' kata Sanlikol yang bertekad untuk berbagi warisan musik tanah kelahirannya itu, seperti dikutip Saudi Aramco.

Sementara itu, penyair Jerman Christian Schubart yang mendengar sekelompok mehter tahkimi bermain di Eropa pada pertengahan 1700 M, mengungkapkan perasaannya ketika mendengar irama mehter tahkimi. ''Bahkan, mereka yang pengecut pun menjadi semangat untuk berjuang,'' tulisnya menggambarkan bagaimana alunan musik dapat berpengaruh pada semangat bertempur.

Ketika Ottoman mengepung Wina untuk kedua kalinya pada tahun 1683 M (pengepungan pertama tahun 1529 M), mehter tahkimi menemani perjuangan tentara Turki. Dan pada tahun 1699 M, ketika Turki dan Eropa menandatangani Perjanjian Karlowitz yang mengakhiri Perang Turki, Ottoman mengirimkan mehter tahkimi tampil di Wina selama beberapa hari.

Abad ke-18 merupakan abad yang luar biasa ketika Eropa mengadopsi budaya Turki. Masa itu dikenal sebagai Turquerie atau Turkomania. Orang-orang Eropa ketika itu menulis puluhan opera dalam bahasa Turki, merokok tembakau dengan pipa Turki, dan minum kopi Turki sambil mengenakan jubah Turki.

Pada 1720 M, Sultan Ahmed III mengirimkan kelompok mehter tahkimi kepada Kaisar Augustus II dari Polandia. Tidak mau kalah, tahun 1725 M, Ratu Anna dari Rusia juga mendapatkan kelompok mehter tahkimi yang bermain musik ketika penandatanganan Perjanjian Belgrade pada 1739 M.  

Merasuknya budaya Turki ke Eropa membuat Austria dan Prancis kemudian mengadopsi gaya musik militer tersebut. Di Eropa, mehter tahkimi memiliki beragam nama. Di Inggris disebut  "Jingling Johnnies", di Jerman disebut "Schellenbäume" atau "Bell Trees." Pengaruh musik Turki ini menginspirasi komposer klasik Eropa untuk menulis komposisi lagu dalam gaya melodi disebut Turca Alla, interpretasi mereka dari musik Turki. Melodi Turca Alla tersebut kerap hadir dalam karya-karya Mozart, Haydn, dan Beethoven.

Pada 1826 M, Sultan Mahmud II membubarkan tentara janissary dan juga mehter tahkimi. Sultan kemudian menggantinya dengan kelompok musik Italia, giuseppi donizetti. Mahmud II rupanya mencoba memodernisasikan musik militer Turki dengan bergaya Barat. Kini, Museum Militer Turki di Istanbul menempatkan mehter tahkimi sebagai hiburan untuk para wisatawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement