Kamis 07 Nov 2019 00:00 WIB

Masjid dan Sekolah Muslim Australia Ingin Penjaga Bersenjata

Penempatan penjaga bersenjata itu berada di luar lingkungan masjid atau sekolah

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Muslim Australia saat shalat di Masjid Lakemba, Sydney (ilustrasi)
Foto: ABC
Muslim Australia saat shalat di Masjid Lakemba, Sydney (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA --- Para pemimpin Muslim di Australia mempertimbangkan penempatan petugas keamanan bersenjata di luar lingkungan masjid dan sekolah Islam. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi Muslim dari ancaman ekstrimis sayap kanan.

Dilansir dari Daily Mail Rabu (6/11), Dewan Imam Nasional Australia (ANIC) berencana membayar petugas keamanan bersenjata untuk berjaga di luar masjid dan sekolah Islam. Juru bicara ANIC, Bilal Rauf mengatakan terkait penempatan petugas keamanan bersenjata di lingkungan ibadah maupun sekolah telah dilakukan oleh pemeluk Yahudi di sekolah-sekolah dan Sinagog selama 10 tahun terakhir. Menurutnya hal itu merupakan tindakan yang benar.

Baca Juga

“Orang-orang dengan perencanaan pembunuhan secara agresif menargetkan masjid, sinagog, dan gereja karena saat itulah paling rentan bagi para jamaah,” kata Rauf.

Rauf mengatakan pertimbangan peningkatan keamanan di masjid dan sekolah Islam karena dilatarbelakangi sejumlah peristiwa. Di antaranya yakni serangan yang terjadi di Masjid Christchurch Selandia Baru pada 15 Maret yang menewaskan 51 jamaah dalam shalat Jumat.

Selain itu pada 11 September tembok masjid di Holland Park Brisbane dirusak dengan simbol-simbol Swastika dan kata Saint Tarrant yang merujuk pada Brenton Tarrant. Di masjid yang sama, jamaah harus mengunci diri di dalam masjid setelah seorang pria terlihat membawa senjata parang di sekitar lingkungan masjid. Sedang di Canberra masjid Agung juga dirusak.

“Pasca serangan Christchurch dan peningkatan Islamophobia dan ancaman di masjid-masjid, khususnya insiden di Holland Park dan Canberra, kami pikir pantas untuk membentuk komite untuk mengatasi itu. Penjaga bersenjata hanya satu opsi dan bukan standar,” kata Rauf.

ANIC pun masih berkoordinasi untuk membahas pendanaan rencana penempatan penjaga bersenjata di lingkungan masjid dan sekolah Islam. ANIC telah membentuk komite keselamatan dan keamanan sendiri dan telah menyewa pakar keamanan Joe Kabbara dan Ahmed Homsi untuk memberi saran kepada mereka.

Pada 2015, sekolah Yahudi terbesar di Victoria Mount Scopus Memorial College menempatkan penjaga bersenjata di tiga kampus Melbourne milik Yahudi. Kampus-kampus itu pun hingga kini masih mempekerjakan penjaga bersenjata. Di Sydney, Sekolah Emanuel di Randwick juga memiliki penjaga bersenjata di kampus mereka sejak 2016. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement