REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- World Zakat Forum (WZF) ke-8 resmi dibuka oleh Wakil Presiden Indonesia, Maruf Amin di Bandung, Selasa (5/11). Forum yang dihadiri oleh perwakilan 28 negara ini ingin terus mengoptimalkan peran zakat, melalui tema WZF "Optimizing Global Zakat Role through Digital Technology".
Dalam kesempatan ini hadir Sekretaris Jenderal WZF, sekaligus Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Bambang Sudibyo, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, sekaligus Executive Secretary WZF, Irfan Syauqi Beik, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, dan lainnya.
"Tema yang diangkat, 'Optimizing Global Zakat Role through Digital Technology', saat di mana teknologi 4.0 semakin dianggap sebagai keharusan dalam industri keuangan, dan dana zakat semakin dianggap sebagai bagian yang sangat penting dan sumber keuangan syariah sosial yang sangat potensial," kata Irfan di Bandung, pada Selasa (4/11).
Menurut Bambang, penggunaan dana zakat harus memiliki makna strategis untuk menegakkan ukhuwah, persaudaraan, kolaborasi, dan solidaritas di antara negara-negara muslim, serta umat dalam mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan ini, gerakan zakat secara global dibutuhkan platform untuk merumuskan solusi efektif mengenai beberapa hal.
Pertama, esensi utama zakat tidak hanya terbatas pada pengentasan kemiskinan, tetapi juga untuk pemberdayaan. Kedua, untuk meringankan kesulitan sosial ekonomi di kalangan umat, ketiga untuk memberikan kesejahteraan, keempat untuk memperkuat negara-negara muslim dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
Kemudian yang kelima untuk mengangkat pengaruh dunia Muslim, lalu menjembatani saling pengertian dan kolaborasi dengan dunia global termasuk dunia Barat dan negara-negara minoritas Muslim tentang keberadaan zakat sebagai instrumen untuk mencapai kesejahteraan ekonomi dan keadilan sosial, serta ketujuh untuk menghidupkan kembali kejayaan Islam dalam banyak aspek kehidupan yang berbeda secara global.