REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Masa tanggap Darurat Gempa Ambon sudah berakhir. Namun, Rumah Zakat terus berupaya membantu para korban terdampak dengan terus melakukan aksi dan membantu pemulihan Ambon.
“Rencana lanjutan kami setelah masa tanggap darurat ini tentunya membantu proses recovery karena ada dampak fisik yang ditimbulkan, kita berusaha untuk mendirikan sekolah darurat, merenovasi tempat ibadah yang rusak dan terus melayani warga yang masih memerlukan bantuan," ujar Murni, Chief Program Officer Rumah Zakat.
Ambon dilanda gempa 6,8 SR 26 September lalu. Sejak saat itu gempa beruntun terus terjadi. Gempa ini mengakibatkan 41 orang meninggal dunia, 1.578 orang terluka dan 103.327 jiwa mengungsi, tak hanya itu Rumah warga, fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah ikut rusak.
Rumah Zakat mendistribusikan bantuan di Ambon.
Sejak hari pertama kejadian, Rumah Zakat Action langsung melakukan respon cepat untuk membantu warga terdampak dengan menurunkan relawan dan memenuhi logistik warga yang mengungsi. Tercatat hingga saat ini Rumah Zakat telah menerjunkan 25 relawan ke lokasi terdampak gempa.
Pelawan berada di Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Kota Ambon. Mereka membantu distribusi bantuan logistik, mendirikan posko, layanan medis dan melakukan pendampingan psikososial untuk anak-anak yang mengalami trauma.
“Hingga saat ini masih banyak warga yang mengungsi di daerah pegunungan karena mereka khawatir jika ada gempa lagi tsunami terjadi, salah satunya adalah di Desa Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah,” ujar Sadam, Koordinator Lapangan Rumah Zakat Action untuk aksi Ambon.
Sadam menambahkan saat ini warga yang mengungsi di pegunungan Desa Tial masih memerlukan bantuan terutama bantuan untuk mendirikan hunian sementara yang layak, Logistik, MCK dan sekolah darurat. Di lokasi itu, Rumah Zakat mendirikan satu mushola darurat untuk warga beribadah.
Tak hanya itu, 26 Oktober lalu Tim Rumah Zakat Action bersama pihak sekolah dan warga sekitar bahu membahu mendirikan 2 sekolah darurat yang berisi 6 kelas untuk siswa SDN 03 Liang, Ambon.
“SDN 03 Liang mengalami kerusakan yang cukup parah, oleh karena itu sangat bahaya jika anak-anak masih belajar dalam kelas sehingga mereka perlu sekolah darurat yang aman, meski beratapkan terpal dan berdinding kayu, setidaknya mereka bisa belajar lagi setelah sekian lama libur,” kata Sadam.