Rabu 30 Oct 2019 09:46 WIB

Desain Masjid dan Misi Erdogan

Oposisi menilai desain masjid merupakan strategi politik Erdogan.

Rep: Febryan A/ Red: Agung Sasongko
 Masjid Sulaimaniyah
Foto: Blogspot.com
Masjid Sulaimaniyah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Akademisi Turki dari Universitas Borgazici, Profesor Ahmer Ersoy, mengatakan, telah terjadi sebuah gelombang baru pada desain arsitektur masjid di Turki. Yakni sebuah gelombang yang dilatari ambisi politik untuk mengaitkan negara Turki modern dengan Kesultanan Utsmaniyah.

Gelombang baru desain arsitektur masjid itu didorong oleh partai berkuasa, Justice and Development Party (AKP). Di mana masjid-masjid di sana dibangun bergaya sama dengan masjid pada era kejayaan Kesultanan Usmami atau pada abad ke-16 Masehi.

Salah satu contoh terakhir adalah Masjid Camlica. Pendiriannya diminta oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan pada 2012 dan telah diresmikan pada Mei 2019.

Camlica saat ini menjadi masjid terbesar di Turki. Masjid yang berlokasi di Istanbul itu berada di sebuah bukit dan menghadap ke pantai Bosporus. Berdiri di atas lahan seluas 90 hektare, masjid ini juga dilengkapi dengan perpustakaan dan ruang konferensi.

Media pro-pemerintah Turki, kata Ersoy, memuji Masjid Camlica sebagai saingan bagi dua masjid bersejarah yang dibangun pada era Kesultanan Usmani. Yakni Masjid Sultan Ahmet dan Masjid Raya Sulaimaniyah.

“Ini jelas merupakan politisasi proses pembangunan masjid. Saya pikir ini adalah salah satu cara yang digunakan pemerintah untuk meningkatkan posisi kepemimpinannya di dunia Islam, ”kata Ersoy kepada CNN sebagaimana dikutip dari laman ahvalnew.com, Rabu (30/10).

Ersoy mengatakan, gelombang desain arsitektur yang didorong Erdogan hanyalah menjiplak desain arsitektur Kesultanan Usmani. Pendekatan yang dipilih, kata Ersoy, "semakin besar majidnya, maka akan semakin bagus."

"Saya pikir memang ada keinginan yang populer untuk membangun keterkaitan dengan kejayaan imperium masa lalu," katanya. 

Pada masa kejayaannya abad 16-17 Masehi, Turki adalah imperium terkuat di dunia yang menguasai sebagian besar Eropa bagian tenggara, Asia Barat, Afrika Utara dan wilayah Tanduk Afrika. Wilayah bekas kekuasaan Kesultanan Usmani kini telah berubah mejadi puluhan negara modern, diantaranya Turki, Arab Saudi, Palestina, Mesir, Ukraina, dan Kroasia. 

Saat ini di Turki, lanjut Ersoy, hampir semua masjid, baik besar maupun kecil, dibangun menggunakan desain arsitektur Kesultanan Usmani. Pemerintah Turki juga sedang membangun sebuah proyek ambisius lainnya di alun-alun Taksim, Istanbul, yakni sebuah majid yang bisa menampung 2.500 jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement