Senin 28 Oct 2019 18:18 WIB

Bersama yang Dicintai

Di antara tanda cinta adalah mengikuti apa yang diinginkan oleh yang dicintainya.

Mengingat Allah Ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Mengingat Allah Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hari kiamat, “Kapan hari kiamat itu?” Nabi bertanya, “Apa yang sudah kau siapkan untuk menghadapi nya?” Dia menjawab, “Tidak ada, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Nabi bersabda, “Kamu akan bersama dengan yang kaucintai.” Anas berkata, “Tidaklah kami gembira dengan sesuatu seperti gembiranya kami mendengar sabda beliau, ‘Kamu bersama orang yang kamu cintai’.” Anas berkata, “Aku mencintai Nabi SAW, Abu Bakar, dan Umar, dan aku berharap bersama mereka disebabkan ke cintaanku pada mereka walaupun belum beramal seperti amalan mereka.” (Dari Anas bin Malik, riwayat Thab rani, Ja- miul Ahadits, juz 22, hlm 144).

Di antara tanda cinta adalah mengikuti apa yang diinginkan oleh yang dicintainya. Cinta yang sempurna menuntut kesesuaian dengan apa yang di cintai kekasihnya dan siap berkorban. Seorang ahli makrifat ditanya tentang cinta, dia menjawab, “Kesesuaian dengan yang dicintai dalam se mua kondisi dan si tuasi.” Lalu bersyair, “Kalau Anda jujur mencintainya, pasti Anda akan menaatinya, sesungguhnya pencinta itu menaati yang di cintai.” (lihat Syarh Hadits Ikh tishom al-Mala’ al-A’la, juz I, hlm 55).

Allah menegaskan, “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 3: 31). Al-Manawi dalam kitab Fa’idhul Qadir, juz VI, hlm 345, menyatakan, “Seorang pencinta akan bersama yang dicintainya dalam hal watak, akal, balasan, dan tempat kembali. Barang siapa mencintai Allah, maka dia akan bersamanya di dunia dan akhirat, dia berbicara sesuai dengan apa yang diinginkan Allah, bergerak juga sesuai perintah Allah, dan bila diam selalu bersama Allah (zikrullah).”

Orang mukmin yang bertakwa dan berhati bersih adalah keluarga Nabi Muhammad SAW. Karenanya, siapa saja yang mencintai mereka dan bergabung bersama mereka, pasti akan berakhlak seperti mereka sehingga layak untuk selamat ketika melewati shiroth (jembatan) dan masuk surga ber sama mereka. “Kemudian, Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS [19]: 72).

Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, juz 7, hlm 51, dinyata kan, makna hadis ‘Seseorang bersama yang dicintainya pada hari kiamat’ ini bersifat umum dan mencakup semua bentuk cinta, baik cinta kepada orang saleh maupun orang salah. Pengikut orang saleh akan masuk surga dan pencinta yang salah akan disiksa. Akhir-akhir ini, kita menyaksikan betapa hebatnya para pencinta kefasikan dalam ‘berjihad’ untuk merealisasi nafsu syahwatnya.

Para pendukung bola, fans artis, pendukung konser Lady Gaga, dan sebagainya mereka berani berkorban jutaan rupiah, memforsir tenaga, dan bahkan mengesampingkan kepentingan pribadinya demi hawa nafsu. Semoga kita tidak salah dalam mencinta dan selalu mencintai orang saleh dan kesalehan sehingga kita bersama mereka di surga. Amin. 

sumber : Hikmah Republika/ A Satori Ismail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement