Ahad 27 Oct 2019 18:04 WIB

Paceklik, Gapoktan Binaan DD Mampu Panen Enam Ton Gabah

Petani memakai prinsip pertanian organik System of Rice Intencification.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Taman Asri yang merupakan petani binaan Dompet Dhuafa, mereka berhasil melakukan panen raya, pada Jumat (25/10).
Foto: Dompet Dhuafa
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Taman Asri yang merupakan petani binaan Dompet Dhuafa, mereka berhasil melakukan panen raya, pada Jumat (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  WONOGIRI -- Banyak petani yang mengalami penurunan produksi gabah karena musim kemarau yang belum berganti. Namun, tidak bagi petani-petani di Desa Wiroko, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Taman Asri yang jadi binaan Dompet Dhuafa (DD) berhasil panen raya. Memakai prinsip pertanian organik System of Rice Intencification, mereka sukses memanen enam ton gabah.

"Alhamdulillah, walau sedang mengalami kemarau panjang, dari satu hektar sawah masih bisa menghasilkan enam ton gabah, dari prediksi sembilan ton gabah," kata Kepala Gapoktan Taman Asri, Purwanto, Jumat (25/10) lalu.

Keberkahan tersendiri bagi petani-petani. Sebab, baru empat bulan lalu Tim Ekonomi DD dan LKP Lembah Kamuning mengintervensi metode SRI, menunda penanaman dan mengembalikan unsur hara lewat kompos.

Hal itu mampu membuat beras 100 persen organik tanpa adanya kandungan pestisida dan pupuk kimia. Walau awalnya ragu, petani-petani itu kini optimistis menghadapi musim-musim tanam yang akan datang.

Terlebih, sawah-sawah lain yang masih menggunakan cara tanam biasa, tidak bisa bertahan dari hama wereng dan kemarau panjang. Hasilnya, sekalipun bisa panen hanya berkisar 2-4 ton.

"Saat sawah lain tidak bisa bertahan dari wereng dan kemarau panjang, alhamdulillah kami bisa bertahan hingga panen raya," ujar Purwanto.

Pada kesempatan itu, Pendiri Dompet Dhuafa, Parni Hadi, menyampaikan apresiasi dan kredit khusus untuk petani-petani di Desa Wiroko. Ia bersyukur, petani-petani berhasil menghadapi paceklik yang meluas.

"Walaupun tidak ada air, Desa Wiroko tetap panen berkat kerja sama Dompet Dhuafa, LKP Lembah Kamuning dan tentu petani-petani yang gigih," kata Parni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement