Kamis 24 Oct 2019 12:00 WIB

Penanganan Sakit Ginjal Menurut Al-Akhawayni

konsumsi air putih bisa membantu mempertahankan kinerja ginjal.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Ginjal
Foto: Wikipedia
Ginjal

REPUBLIKA.CO.IDJAKARTA -- Abubakr al-Akhawayni al-Bukhari berhasil menyusun sebuah mahakarya yang terus dikaji hingga kini. Judul kitab yang memberi kontribusi besar bagi kemajuan bidang medis di dunia Islam itu adalah Hidayat al-Mualimin fi al-Tibb.

Ginjal, kata dia, dapat mengalami masalah serius, terutama jika tidak bisa lagi berfungsi normal, atau kelainan pada ginjal dan gangguan batu ginjal yang bisa berpengaruh pada sistem saluran urine. “Untuk mencegah munculnya gangguan pada ginjal, kita harus banyak minum, terutama air putih,” ujarnya.

Baca Juga

Al-Akhawayni mengungkapkan, konsumsi air putih bisa membantu mempertahankan kinerja ginjal. Dengan bantuan air putih akan mempermudah kerja saluran urine. Kekurangan minum menyebabkan ginjal mengalami pembengkakan. Gejala yang timbul yakni terasa sakit di bagian pinggang atau demam.

Ia mengatakan, dalam mengatasi pembengkakan khususnya, bisa menggunakan obat herbal dan banyak minum. “Pembengkakan ginjal pun akan teratasi,” ujarnya. Sebaliknya, jika pembengkakan kian parah, bisa berubah menjadi infeksi. Efeknya juga terasa pada saluran urine.

Metode pengobatan terhadap hal itu hampir serupa, yakni membuat ramuan herbal dari biji kelabet (trigonela foenum graecum), bunga camomile (anthemis nobilis), serta bunga lembayung (exacum affine). Ramuan itu digosokkan ke pinggang pasien sampai terasa hangat.

Ia lantas mengungkap penyebab lain gangguan ginjal. Dalam hal ini sakit gula atau diabetes. Al Akhawayni menyebutnya dawarrah, sementara dokter legendaris Ibnu Sina memberi sebutan aldulab. Di sisi lain, kitab yang ditulis al-Akhawayni ini menyajikan daftar panjang resep dan ramuan obat bagi penanganan sakit ginjal, mulai dari mengatasi pembengkakan, rasa nyeri, batu ginjal, dan lainnya. Beberapa resep dan tanaman obat diambil dari teknik pengobatan Yunani, India, dan Cina.

Terdapat tiga naskah dari kitab tersebut yang dipertahankan hingga kini. Satu naskah dari tahun 1058, tersimpan di Perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris. Satu lagi yang bertahun 1100 berada di Perpustakaan Fatih, Istanbul, Turki. Sedangkan, risalah ketiga dari abad 11 terdapat di Perpustakaan Nasional Iran di Teheran. Dr Jalal Matini, cendekiawan Iran, merangkum ketiga naskah itu dan menerbitkan ulang pada 1965, serta telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement