Kamis 24 Oct 2019 11:41 WIB

Memahami Fungsi Ginjal Menurut Al-Akhawayni

Al-Akhawayni melakukan penelitian dan beragam percobaan untuk memahami ginjal.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Ginjal
Ginjal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abubakr al-Akhawayni al-Bukhari dalam kitabnya Hidayat al-Mualimin fi al-Tibb menjelaskan secara detail fungsi ginjal. Menurut Mohammad R Ardalani dan R Shane Tubbs pada buku Disease of the Kidney in Medieval Persia, al-Akhawayni melakukan penelitian dan beragam percobaan untuk memahami seluk-beluk kedua organ itu serta bagaimana menangani gangguannya.

Berdasarkan hasil penelitiannya, ia menemukan bahwa manusia memiliki dua buah ginjal. Satu berada di pinggang kiri dan satu lagi di pinggang kanan. Letak keduanya dekat dengan tulang belakang dan otot posterior. Ia menuturkan, masing-masing ginjal dilindungi oleh semacam lemak.

Baca Juga

Ginjal sebelah kanan lebih panjang dibandingkan ginjal kiri. Juga lebih dekat dengan hati. Menurut al-Akhawayni, permukaan ginjal cukup tebal, namun di dalamnya ada semacam ruang berisi cairan. Ia pun menduga tiap ginjal punya saluran menuju ke hati.

Satu saluran lagi mengarah ke saluran urine. Ginjal memiliki fungsi sangat vital, yakni mencuci sisa kotoran dari air atau darah, juga garam dan sisa makanan dari tubuh. Sirkulasi darah yang telah mengalami filterisasi terjadi di organ ini. Hasil dari proses ini yakni keringat serta urine.

Cairan urine, sambung dia, mengalir dari kedua ginjal ke pipa tipis yang disebut uretes bladder. Di sana, urine itu ditampung sebelum akhirnya dibuang. Ia mengatakan, masih banyak fungsi ginjal lainnya, di antaranya membantu mengatur tekanan darah. Ginjal juga mampu mengatur produksi sel darah merah dalam tulang.

Al-Akhawayni berhasil pula menjelaskan anatomi sistem urine. Menurutnya, sistem ini dirancang sedemikian rupa sehingga cairan urine tidak dapat berbalik arah setelah keluar dari kedua ginjal. Itulah yang menjaga tubuh dari gangguan saluran urine. Ini merupakan deskripsi akurat yang dilakukannya.

Sama dengan pemikiran Galen, dokter legendaris dari Yunani. Lima ratus tahun sebelumnya, Galen (130-200) dan Rufus dari Ephesus telah menuliskan risalah terkait mekanisme ginjal dan saluran urine. Konsep itu diadopsi oleh dokter Muslim terkemuka, al-Razi, kemudian disempurnakan oleh al-Akhawayni.

Dalam pengembangan konsep itu, al-Akhawayni memberikan gambaran tentang denyut jantung yang dinilai para ilmuwan sebagai temuan orisinil. Lebih jauh ia mengingatkan, karena fungsinya yang penting, kesehatan ginjal harus benar-benar dijaga. Sebab, apabila sudah terjadi gangguan, akan sulit untuk disembuhkan kembali.

Ginjal, kata dia, dapat mengalami masalah serius, terutama jika tidak bisa lagi berfungsi normal, atau kelainan pada ginjal dan gangguan batu ginjal yang bisa berpengaruh pada sistem saluran urine. “Untuk mencegah munculnya gangguan pada ginjal, kita harus banyak minum, terutama air putih,” ujarnya.

Al-Akhawayni mengungkapkan, konsumsi air putih bisa membantu mempertahankan kinerja ginjal. Dengan bantuan air putih akan mempermudah kerja saluran urine. Kekurangan minum menyebabkan ginjal mengalami pembengkakan. Gejala yang timbul yakni terasa sakit di bagian pinggang atau demam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement