REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai astronom, al-Khazin banyak melakukan observasi. Salah satu dari banyak pengamatannya adalah posisi beberapa bintang dan galaksi. Buku berjudul Az Zaij al- Mu'tabar as Sanjari memuat catatan pengamatan astronomi yang dikerjakannya. Temuannya sangat berharga dalam memajukan astronomi.
Ia berhasil menetapkan hasil penghitungan kemiringan ekliptika. Kontribusi lain berkaitan dengan gagasan pengukuran progresif dalam menentukan gerakan planet-planet. Hasil observasi al-Khazin ikut memberikan wawasan baru tentang sistem tata surya. Ia memiliki kesimpulan berbeda dengan model tata surya yang pertama kali dikenalkan Ptolemeus.
Secara khusus, ia menyusun makalah berisi koreksinya atas pemikiran ilmuwan Yunani tersebut. Sebelumnya, Ptolomeus mengembangkan pendapat bahwa matahari berputar mengelilingi pusat alam semesta pada satu jalur sirkuler. Selama berabad-abad, sistem tata surya ini menjadi pegangan para ahli astronomi dunia.
Hingga kemudian, astronom Muslim, termasuk al-Khazin, mempelajari dan mengoreksinya. Menurut al-Khazin, ada beberapa hal penting yang dilupakan dalam model tata surya Ptolemeus. Ia mengungkapkan, ilmuwan Yunani itu tak berhasil mengamati perubahan diamater matahari yang tampak sepanjang tahun.
Sistem yang dikenalkan al-Khazin selanjutnya dikembangkan oleh Henry dari Hesse pada abad ke-14 dalam buku De Reprobatione Ecentxi corum et Epiciclorum. Helen Slein melalui Encyclopedia of the History of Science, Technology and Medicine menyatakan, al-Khazin percaya pada teori matahari sebagai pusat galaksi. Matahari berputar pada porosnya, sedangkan planet di sekitarnya, termasuk bumi, berputar mengitari matahari.